Mataram (Inside Lombok) – Sumur warga di Dusun Nyiur Gading, Desa Montong Are, Kediri, Lombok Barat diduga tercemar bahan bakar minyak (BBM) dari pom bensin setempat. Untuk itu, pihak Pertamina masih menunggu hasil tes di laboratorium serta melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap SPBU di wilayah tersebut.
Manager Comm Rel and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi mengatakan terkait kondisi serupa telah terjadi beberapa kali, tidak hanya di NTB. Jika memang ada dugaan sumur warga tercemar BBM dari Pertamina, maka pihaknya meminta pihak yang berkompeten untuk melakukan pemeriksaan.
“Kami pun memerintahkan mitra kami, pengelola SPBU untuk memberhentikan operasi. Supaya sampai clear dulu dan melakukan pengujian ulang terhadap sarprasnya. Tapi kalau hasil labnya keluar perlu kita monitor lagi,” ungkap Rahedi saat ditemui rekan media, Rabu (22/11).
Proses pengecekan sarpras sudah dilakukan oleh pihaknya terhadap SPBU yang ada. Termasuk dengan pressure test dan lain-lainnya, tetapi tetap menunggu hasil tes cemaran itu. Apakah memang tercemar oleh BBM atau tidak sumur warga yang ada di wilayah tersebut.
“Karena pada saat sudah masuk ke bawah tanah, aliran air itu kadang-kadang perlu dipetakan dulu kemana. Apakah benar mengarah ke rumah yang diambil sampelnya atau tidak,” ujarnya.
Dikatakan dari pengecekan sarpras dilakukan oleh pihaknya mulai dari pipa bawah tanah, tangki penyimpanan ke dispenser yang ada di SPBU. Di mana untuk pemeliharaan sendiri harus rutin dilakukan 2 tahun sekali pemeliharaan tangkinya. Berdasarkan pressure test dilakukan pihak Pertamina pemeliharaan yang dilakukan oleh SPBU sudah sesuai dengan SOP, tetapi masih perlu dicek lagi.
“Pengecekan sarpras, memperbaiki belum tentu ada yang rusak, karena kan sarpras itu kita perlu pastikan bahwa tekananya terjaga, karena salah satu indikasi kebocoran jika memang ada dari tekanan berkurang. Jadi selama durasi 3-4 jam maka diberikan tekanan secara statis, apakah itu berkurang atau tidak (BBM-nya, Red),” terangnya.
Kendati demikian, beberapa waktu lalu dari petugas yang ada di SPBU tersebut selama satu minggu ada berkurang hingga 2 ton BBM. “Berarti ada kecobaran kan, tapi ini kami perlu dikenali dengan tes pressure, dimana bocornya. Di pipa kah, dibengkokannya, ditangki timbunnya itu banyak yang harus di cek. Kalau masuk sampai pencemaran lingkungan masuk pidana, tapi kita coba antisipasi dengan pemeriksaan secara berkala,” jelasnya. (dpi)