26.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaAsosiasi Industri Pariwisata Tak Dilibatkan, Dampak Event Kejurnas Motocross Lombok-Sumbawa Jadi Pertanyaan

Asosiasi Industri Pariwisata Tak Dilibatkan, Dampak Event Kejurnas Motocross Lombok-Sumbawa Jadi Pertanyaan

Mataram (Inside Lombok) – Pemprov NTB melalui Dinas Pariwisata siap menggelar event Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Motocross Lombok-Sumbawa pada 17-26 November 2023 ini. Anggaran untuk event itu pun cukup besar, yakni mencapai Rp24 miliar yang bersumber dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Namun, dampak dari event itu pun dipertanyakan, lantaran tidak ada asosiasi industri pariwisata, baik travel agent hingga perhotelan yang dilibatkan.

“Hanya diundang kita di acara launching (peluncuran) doang. Baik itu pelaksanaanya maupun perencanaanya kita tidak diajak bicara. Rp24 miliar itu sudah besar sekali anggarannya satu kegiatan tersebut, sementara promosi tidak sampai Rp1 miliar,” ungkap Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) NTB, Sahlan M Saleh saat memberi keterangan, Kamis (23/11).

Sahlan mengharapkan, lewat event yang disebut mengukuhkan NTB sebagai destinasi sport tourism itu pemerintah daerah bisa melibatkan pelaku industri untuk mempromosikan dan mendatangkan wisatawan. Sayangnya, konsep yang diusung pemerintah dalam Kejurnas Motocross Lombok-Sumbawa justru berupa pesta rakyat, yang artinya lebih mengutamakan pasar wisatawan dari dalam daerah sendiri.

“Yang semuanya buang-buang duit untuk pesta rakyat, bukan untuk mendatangkan wisatawan. Apalagi datang ke Lombok ini cukup mahal untuk biaya konektivitasnya, terutama harga tiket pesawat,” terangnya.

Menurutnya, dengan anggaran sebesar itu pemerintah harusnya menyiapkan juga konektivitas penerbangan maupun transportasi laut lebih murah dengan cara disubsidi, sehingga wisatawan dari luar daerah maupun luar negeri banyak yang berkunjung ke NTB. “Kegiatan event ini hanya buang-buang (uang, Red) namanya. Termasuk road shownya, itu ke empat kota yang sasarannya siapa roadshow ini? Targetnya apa? Sehingga asosiasi pariwisata tidak dilibatkan,” lanjut Sahlan.

Menurutnya, bila event ini dilaksanakan oleh pelaku industri pariwisata maka harusnya dampaknya ke pariwisata. “Bukan berarti kami haus (harapkan anggaran, Red), bukan. Angkanya kok besar sekali, sementara promosinya kecil. Hanya untuk satu kegiatan anggarannya besar,” jelasnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer