Lombok Barat (Inside Lombok) – Pendidikan moral dan agama di sekolah-sekolah dinilai menjadi aspek penting untuk mencegah penularan HIV/AIDS di Lombok Barat (Lobar). Untuk itu, pemerintah daerah (pemda) setempat bersama Komisi Penanggulangan Aids (KPA) dan stakeholder terkait terus melakukan sosialisasi, serta mendorong sekolah-sekolah di Lobar untuk menyusun bahan ajar terkait edukasi HIV/AIDS.
“Penanganan HIV adalah termasuk dalam standar pelayanan minimal di bidang kesehatan. Artinya tugas ini tidak hanya melekat pada tupoksi Dinas Kesehatan tetapi menjadi tanggung jawab kita bersama karena penyebarannya umumnya terkait dengan perilaku,” ujar Bupati Lobar, Sumiatun yang turut hadir memberikan sosialisasi di SMPN 4 Gerung beberapa hari yang lalu.
Ia menilai perlu dilakukan sosialisasi secara terpadu untuk mencegah penularan virus HIV di masyarakat. Termasuk edukasi kepada anak-anak sekolah, agar para peserta didik berperilaku sehat dan berbudi pekerti yang baik.
Edukasi terkait hal itu disebutnya telah masuk dalam bahan ajar dan sudah diluncurkan di Lobar belum lama ini. Menurut Sumiatun, penguatan pendidikan moral dan agama turut menjadi kunci penting untuk mencegah HIV/AIDS sejak dini.
“Karenanya saya minta bapak dan ibu di sekolah dapat menguatkan pendidikan moral dan agama sebagai pencegahan awal atas HIV/AIDS. Karena pada dasarnya HIV/AIDS ini disebabkan oleh tindakan atau perilaku yang salah,” tegasnya.
Lebih jauh dia memaparkan bahwa HIV/AIDS tidak menular melalui pembicaraan dengan penderitanya. Tetapi melalui hal-hal lain seperti seks bebas, transfusi darah, hingga bisa juga melalui penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan air susu ibu (ASI). Untuk itu, semua pihak diminta tidak mengucilkan dan menjauhi penderita HIV/AIDS atau yang bisa disebut ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).
Masyarakat disebutnya perlu menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS, apalagi jika yang bersangkutan sudah menjalani pengobatan. Mengingat yang harus dijauhi adalah virus atau potensi penularannya, bukan orangnya.
“Penderita HIV/AIDS harus kita rangkul agar mereka tertangani dengan baik dan tidak mengalami kelelahan mental. Serta tidak melakukan tindakan menularkan ke orang lain,” pesannya.
Sementara itu, Kabid Sosbud Bappeda Lobar, Mutmainnah mengatakan terkait HIV/AIDS, pihaknya bersama KPA telah melakukan berbagai hal sebagai upaya pencegahan hingga penanganan. “Seperti sosialisasi, mendampingi teman-teman yang turun di bidang itu. Kemudian didampingi NGO,” jelasnya.
Pemda dan KPA juga berkolaborasi membuat semacam bahan ajar terkait HIV/AIDS yang masuk dalam kurikulum sekolah yang harus diajarkan. Kendati pihaknya juga tak dapat memungkiri, terkait tingginya kasus HIV/AIDS yang mulai terdeteksi, namun demikian Pemda terus berupaya untuk melakukan penanganan. (yud)