Lombok Timur (Inside Lombok) – Kemiskinan menjadi salah satu problematika yang dihadapi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur (Lotim). Guna menurunkan angka kemiskinan di daerah tersebut, maka bantuan sosial (bansos) dinilai menjadi aspek penting, sehingga akan diprioritaskan bagi masyarakat yang berstatus kemiskinan ekstrem.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Lotim, Soeroto mengatakan penyaluran bansos di kabupaten itu lebih diprioritaskan bagi masyarakat yang masuk dalam status miskin ektrem. Di mana cara ini dilakukan untuk menekan angka kemiskinan di Gumi Patuh Karya. “Bansos pada Januari 2024 kita fokuskan bagi keluarga yang masuk dalam status miskin ektrem,” katanya, Rabu (03/01/2023).
Berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lotim menyebut bahwa pada 2022 lalu, jumlah keluarga dengan kemiskinan ektrem mencapai 56 ribu jiwa. Kendati demikian, pada tahun 2023 kemiskinan ekstrem di Lotim turun sekitar 10 persen.
“2 tahun lalu angka kemiskinan ekstrem berada pada jumlah 56 ribu jiwa, tahun 2023 lalu penurunannya mencapai 10 persen atau tersisa 40 ribu jiwa dari kabar terbaru yang kita terima,” terangnya.
Pada 2024 ini, kata Soeroto ia menargetkan angka kemiskinan ekstrem harus turun drastis dengan menyisakan angka 5 persen saja. Ia menargetkan angka tersebut seiring dengan bansos yang akan digelontorkan mulai dari PKH, sembako dan lainnya pada Januari ini. “Kita targetkan serendah-rendahnya ke angka 5 persen ke bawah, dan itu insya Allah bisa tercapai,” ungkapnya. (den)