Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah di 2024 ini kembali menyalurkan bantuan pangan (bapang) beras kepada 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Indonesia. Khusus di NTB, jumlah penerima bantuan mencapai 502.476 KPM.
Wakil Pimpinan Wilayah Perum Bulog NTB, Ismed Erlando menerangkan program bapang ini ditujukan untuk antisipasi, mitigasi, pelaksanaan penanggulangan kekurangan pangan dan mencegah terjadi krisis pangan dan gizi. Selain itu juga sebagai pengendalian inflasi.
“Kalau data 2023 itu 620.204 PBP (penerima bantuan pangan) dengan jumlah beras 6.202.040 kilogram (kg). Sedangkan data 2024 pagu sementara, PBP 502.476 dan jumlah beras 5.024.760 kg,” ujarnya, Selasa (9/1).
Diakui, berdasarkan data pemerintah pusat untuk tahun ini memang jumlah penerima bantuan berkurang jika dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, hal ini menunjukkan secara tidak langsung taraf perekonomian masyarakat di NTB sudah meningkat, karena jumlah masyarakat miskin sudah berkurang.
“Kalau dulu data dari kemensos, sekarang Kementerian Perekonomian. Selama ini yang paling besar Lombok Timur, cukup lumayan besar juga (penerima). Cuma memang untuk data per kabupaten/kota di 2024 ini kita belum dapat datanya. Secara global sudah ada 502.476 PBP,” terangnya.
Nantinya bantuan pangan gratis ini, dalam satu keluarga itu mendapat 10 kg. Pada 2024 ini ada dua tahap penyalurannya. Pada Tahap Pertama Januari–Maret dan tahap kedua itu April–Juni. Jadi pemerintah telah menganggarkan biaya untuk pelaksanaan bapang di 2024 selama 6 bulan penyaluran.
“Kalau persiapan untuk saat ini kita sudah koordinasi sama pemerintah daerah, untuk stok kita lakukan reback. Saat ini jadi kendala masalah data, karena data by name by addres hingga saat ini kita belum terima. Tapi secara keseluruhan kita sudah terima data penerima bantuan pangannya,” jelasnya.
Lebih lanjut, untuk memenuhi kebutuhan bantuan pangan ini, saat ini tengah dilakukan pengemasan di gudang-gudang Bulog. Kualitas beras yang akan didistribusikan adalah beras medium yang didatangkan dari luar.
Guna memenuhi kebutuhan bapang, beras yang digunakan adalah beras yang didatangkan dari Jawa Timur yang diimpor oleh pemerintah dari Thailand dan Vietnam. “Dari rencana tahap awal mendatangkan sebanyak 11.000 ton beras dari luar, sudah hampir 7 ribu ton masuk. Sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan bapang,” demikian. (dpi)