31.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaSerunya Wisata Petik Anggur Sekaligus Belajar Budidaya di Desa Selat

Serunya Wisata Petik Anggur Sekaligus Belajar Budidaya di Desa Selat

Lombok Barat (Inside Lombok)- Wisata petik anggur di wilayah NTB kini bisa ditemui di Kampung Anggur Desa Selat, Kecamatan Narmada Lombok Barat. Para pengunjung bisa memetik sendiri buah anggur yang tumbuh subur sekaligus belajar bagaimana membudidayakan anggur di pekarangan rumah.

Kampung anggur sudah menjadi tempat wisata yang bisa dikunjungi masyarakat umum. Sesuai dengan namanya, ada lima rumah tergabung dalam kelompok budidaya ini. Dimana mereka memiliki tanaman anggur merambat di atap atau pagar di halaman rumah warga. Saat ini kampung anggur menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan dari luar NTB maupun lokal.

“Kunjungan tiap hari, cuma kunjungan selama ini ada dari luar desa dan ada juga dari luar NTB banyak, ini juga dekat dengan wisata pemandian. Jadi mereka ada yang mampir. Wisatawan asing belum ada, tapi untuk kedepan insyaallah kita akan promosikan,” ujar Salah seorang pembudidaya anggur Firman Eka Jaya, Selasa (16/1).

Dibentuknya kampung wisata anggur, dikarenakan banyaknya warga yang antusias membudidayakan anggur. Dengan memanfaatkan pekarangan rumah, sehingga bersepakat untuk membuat kampung wisata anggur. “Kami menjadikan kampung kami ini, menjadi pusat wisata anggur dan kita padukan dengan kuliner, itu yang akan menjadi pendapatan warga masyarakat kami,” katanya.

Tingginya animo wisatawan datang berkunjung, karena buah anggur yang ada tidak bisa di jual ke luar. Karena para pengunjung langsung memetik dan mencicipi anggur dari pohonya, bahkan membeli langsung untuk dibawa pulang. “Kalau untuk sementara dipasarkan di tempat, karena kami kualahan juga untuk menjual hasilnya, saking banyaknya wisatawan datang memetik dan membeli langsung,” terangnya.

Untuk harganya sendiri dibanderol mulai dari Rp 50 ribu untuk jenis anggur Trans, kemudian jenis Julian Rp 75 ribu hingga Rp 100 ribu bila di tingkat petani. Sekali panen petani mampu meraup omset lima juta rupiah untuk ukuran 5×5 meter. “Kalau lahannya sendiri, paling sedikit itu 5x 5 meter bisa menghasilkan Rp5 juta sekali panen, kalau panen itu bisa 3 kali dalam setahun, buah ini tidak mengenal musim, dan perawatan bisa sambilan,” jelasnya.

Salah satu pengunjung wisata kampung Anggur Warida mengatakan, dirinya berkunjung ke kampung anggur berdasarkan rekomendasi seorang temannya. Karena baru pertama kali mendengar ada tempat wisata anggur kualitas impor dengan berbagai jenis dan rasa.

“Jadi bisa tau banyak jenis dan rasanya beda-beda, bisa metik langsung lebih fresh ketika dikonsumsi. Ini juga bisa jadi tempat edukasi juga, ternyata anggur itu jenis nya banyak dan bisa belajar buat tanam sendiri,” ujarnya.

Senada dengan Riskia dan Ayu Vita mengaku, anggur yang disajikan memiliki citra rasa yang berbeda dengan anggur pada umumnya. Salah satu anggur jenis Jupiter memiliki citarasa seperti permen karet, perpaduan mint dan rasa mangga. Selain itu, setelah mengetahui wisata tersebut di media sosial, mereka tidak menyangka bahwa anggur memiliki puluhan jenis.

“Awalnya tidak respek sih, soalnya kita tahu anggur itu hanya warna merah dan ungu serta hijau, tapi ternyata disini variannya banyak sekali, di sini ada 32 varian anggur,” ucapnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer