Mataram (Inside Lombok) – Ruang terbuka hijau (RTH) Giong Siu disebut tidak terkelola dengan maksimal. Tidak seperti RTH lainnya di Kota Mataram yang dikelola dengan maksimal dengan penyiapan fasilitas pendukung.
Ketua Ketua Komisi II DPRD Kota Mataram, Herman mengatakan keberadaan Giong Siu sebagai salah satu destinasi wisata di Kota Mataram membutuhkan perhatian pemerintah daerah. Meskipun saat ini sudah ada pembangunan yang dilakukan, namun disebut tidak semasif RTH yang lainnya.
“Itu butuh sentuhan dari pemerintah kota. Bagaimana seluruh stakeholder itu memperhatikan Giong Siu. Jangan hanya mengharapkan masyarakat tapi tidak didukung dengan kebijakan,” katanya Selasa (16/1) pagi.
Ia menilai, penataan Giong Siu seperti dianaktirikan dengan RTH yang lain di Kota Mataram. Misalnya seperti RTH Pagutan yang ditata dengan maksimal dan penyiapan fasiiltas yang cukup lengkap.
“Conton kecil RTH Pagutan itu betul-betul di support oleh pemerintah kota. Support anggaran maupun support program pemberdayaan dan pembinaan kepada masyaakat lingkar kan. Pokdarwis,” katanya.
Pembangunan yang sudah dilakukan pemda Kota Mataram seperti lapak PKL di Giong Siu disebut belum maksimal. Karena tidak saja lapak PKL, saat ini yang paling dibutuhkan yaitu akses jalan terutama lokasi parkir.
“Akses parkir yang dibutuhkan pengunjung kan. Rata-rata pengujung itu mengeluhkan akses dan lokasi parkir,” katanya.
Meski tidak terkelola dengan baik, kunjungan ke Giong Siu masih tetap ramai terutama pada saat akhir pekan. Karena Giong Siu sangat cocok untuk dijadikan sebagai lokasi camping bersama keluarga di tengah kota.
“Masih tetap ada di akhir pekan itu. Yang mau camping gitu lah. Karena ini membutuhkan perhatian pemerintah yang penuh dalam hal ini Dinas Pariwisata dan dinas terkait,” tegasnya.
Selama ini Pokdarwis di Giong Siu disebut sudah bekerja cukup maksimal untuk memelihara RTH tersebut. Hanya saja kemampuannya terbatas apalagi sehingga membutuhkan bantuan dari pemerintah. “Hadirnya pemerintah melalui OPD terkait, camat, lurah dan seluruh stakeholder,” katanya.
Kurangnya perhatian tersebut membuat RTH Giong Siu disebut makin jauh untuk bisa mengikuti anugerah desa wisata Indonesia (ADWI).