32.5 C
Mataram
Senin, 30 September 2024
BerandaBerita UtamaMahasiswa Asing Belajar Membatik dan Keramik di SMKN 5 Mataram

Mahasiswa Asing Belajar Membatik dan Keramik di SMKN 5 Mataram

Mataram (Inside Lombok)- Mahasiswa dari berbagai negara di dunia belajar membatik dan membuat keramik di SMK Negeri 5 Mataram. Rombongan mahasiswa asing ini datang ke SMK Negeri 5 Mataram lantaran mereka sangat tertarik terhadap kultur dan budaya masyarakat NTB yang digambarkan dalam karya seni, kerajinan batik, dan kerajinan keramik.

SMK Negeri 5 Mataram dikenal sebagai sentra utama kerajinan batik Sasambo (Sasak, Samawa, Mbojo). Apalagi sekolah ini sangat konsen mengembangkan industri kerajinan lokal. Belum lama mahasiswa dan dosen Murdoch University Australia datang untuk mencoba langsung proses kerajinan membatik dan membuat keramik.

“Banyak mahasiswa dari luar negeri sudah berkunjung dan belajar ekonomi kreatif di SMK N 5 Mataram. Diantaranya, dari Belanda, Belgia, Estonia, India, dan Australia kemarin,” ujar Kepala SMKN 5 Mataram, H Istiqlal, Selasa (16/1).

Para mahasiswa asing datang belajar membuat batik dan keramik. Pihak sekolah menyediakan alat dan bahannya, sehingga memudahkan untuk para peserta untuk belajar. Bahkan mahasiswa asing ini sangat antusias melakukan proses membatik dan membuat kerajinan. Meskipun dengan waktu belajar hanya sehari.

- Advertisement -

“Siswa-siswi kita membantu beberapa tahapan proses hingga kerajinan yang dibuat oleh mahasiswa luar negeri ini jadi, dan dijadikan sekaligus sebagai oleh-oleh. Karena dalam proses membatik butuh 4 hari. Jadi kita siapkan kain berukuran sapu tangan. Sudah dipolakan, tinggal diselesaikan,” jelasnya.

Kedatangan mahasiswa asing ini memberikan dampak positif, karena para siswa memiliki keberanian dan kemampuan berkomunikasi dengan orang asing. Hal ini sangat positif, di tengah upaya sekolah untuk ekspansi melakukan kerjasama dengan multipihak untuk memasarkan produk-produk kerajinan yang dihasilkan para siswa. Salah satunya kerjasama membuka galeri dengan mitra di kawasan wisata Senggigi, Lombok Barat.

“Siswa-siswi kami menjadi lebih terbuka berkomunikasi dengan wisatawan asing. Ke depan, mereka akan terbiasa berpromosi kepada orang asing terhadap produk-produk lokal yang dihasilkan,” katanya. (dpi)

- Advertisement -


Berita Populer