Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, meminta aparat kepolisian menelusuri oknum perusak aksesori kota berupa puluhan pot bunga yang ditempatkan pada sepanjang jalur lambat menuju Bandara Internasional Lombok (BIL).
“Kami sudah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Mataram, dan minta agar aparat kepolisian turun bersama camat untuk menelusuri siapa dalang dibalik pengerusakan tersebut,” kata Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Kamis.
Tujuannya, lanjut Kemal, agar tindakan itu tidak menjadi kebiasaan para oknum yang tidak bertanggung jawab. Apalagi, pot bunga dengan ukuran besar tersebut sudah dipasang sekitar lima tahunan.
Dia menduga, pengrusakan pot tersebut dilakukan secara sengaja dan terjadi di atas pukul 01.00 WITA, sebab hampir setiap malam dia dan tim satgas melakukan patroli di sejumlah taman kota.
“Dengan adanya perusakan ini, membuktikan bahwa faktor keamanan di kawasan itu sudah tidak bagus,” katanya.
Padahal, pemerintah kota sudah membuat rencana untuk melakukan penataan taman secara optimal di kawasan pintu masuk Kota Mataram dari Gapura Tembolak yang juga menjadi “bypass” BIL.
Dengan adanya kejadian ini, katanya lagi, pemerintah kota tentunya akan lebih selektif melakukan penataan di kawasan tersebut dan mengevaluasi upaya-upaya pengamanan lebih ketat.
“Apakah kita perlu membuat pos terpadu seperti di Taman Udayanan agar kawasan tersebut bisa lebih aman atau solusi-solusi lainnya,” katanya.
Menyinggung tentang kerugian, Kemal menyebutkan, akibat pengrusakan itu pemerintah kota mengalami kerugian sekitar 90 juta, itupun nilai rupiah lima tahun lalu.
“Kalau sekarang, untuk menggantinya butuh anggaran lebih besar sebab nilai inflasi juga sudah naik,” katanya.
Namun demikian, lanjutnya, pemerintah kota tetap akan melakukan penataan kembali terhadap kawasan tersebut, dengan terlebih dahulu melihat seperti apa konsep taman yang baik dan aman di kawasan itu. (Ant)