Mataram (Inside Lombok) – Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat pertumbuhan ekonomi NTB 2023 dibanding 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 1,80 persen (c-to-c). Pertumbuhan ekonomi didukung dengan lapangan usaha konstruksi dan penyedia akomodasi makan minum.
“Pertumbuhan terjadi pada 15 lapangan usaha dan terdapat 2 lapangan usaha terkontraksi. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Konstruksi,” ujar Kepala BPS NTB, Wahyudin, Senin (5/2).
Dirincikan, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah konstruksi sebesar 10,87 persen. penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 8,97 persen, dan transportasi dan pergudangan sebesar 8,14 persen. Selanjutnya, lapangan usaha jasa perusahaan tumbuh 7,40 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh 6,94 persen; jasa lainnya tumbuh 6,50 persen, dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 6,03 persen.
Sementara itu, dua lapangan usaha lainnya yang berkontraksi yaitu Pertambangan dan Penggalian sebesar 10,39 persen dan Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 1,20 persen. “Ekonomi NTB Triwulan IV-2023 terhadap Triwulan IV-2022 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 3,66 persen. Dari sisi produksi, lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,31 persen,” terangnya.
Sedangkan ekonomi terhadap IV-2023 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 1,44 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, lapangan usaha pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 33,14 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen impor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 25,57 persen.
Disisi lain, perekonomian NTB berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Triwulan IV-2023 mencapai Rp43,60 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 26,86 triliun. Kemudian ekonomi tahun 2023 terhadap tahun 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 1,80 persen (c-to-c).
“Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 8,98 persen. Dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi LNPRT mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 14,68 persen,” jelasnya. (dpi)