Lombok Timur (Inside Lombok) – Rumput laut menjadi salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan Pemprov NTB, bersama dengan sapi dan jagung. Kendati, pengembangan rumput laut itu justru menemui kendala di tingkat petani, mulai dari kondisi cuaca hingga harga bibit yang lebih mahal dibanding harga jual.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Lombok Timur (Lotim), Muhammad Zaenuddin pun mengatakan melihat kondisi saat ini, pihaknya tengah mengupayakan kembalinya kejayaan rumput laut di Lotim seperti periode 1990-an silam.
“Kita siap kembalikan kejayaan rumput laut yang dulunya pernah menjadi salah satu primadona,” ucapnya, Rabu (07/02/2024). Dikatakannya berdasarkan data pada 2023 lalu, produksi rumput laut di Lotim dapat mencapai 25.585 ton. Di mana pada semester pertama rumput laut jenis cottoni yang berhasil diproduksi mencapai 9.424 ton dan spinosum sebanyak 3.146 ton.
Sedangkan pada semester kedua lalu, cottoni yang berhasil produksi sebanyak 9.954 ton dan spinosum sebanyak 3.060 ton. Potensi lokasi budidaya rumput laut di Lotim sendiri sangat besar, di mana lokasi tersebut diantaranya terletak di perairan Ekas, Seriwe, Batu Nampar, Tanjung Luar, dan Semerang.
“Langkah nyata untuk mengembalikan kejayaan itu, sudah ada yang siap berinvestasi dalam bentuk PMA (Penanaman Modal Asing) asal India,” ungkapnya. PMA asal India yang nantinya khusus melakukan budidayanya hingga sampai ke pemasaran rumput laut.
Investor asal India yang bernama PT Sea Six Energi akan melakukan aktivitas budidaya rumput laut di atas kawasan seluas 100 hektare. Tak hanya itu, terdapat juga perusahaan lain yang siap berinvestasi pada kawasan seluas 35 hektare dan saat ini sedang dalam persiapan.
Dijelaskan, khusus dari PT Sea Six Energy merupakan perusahaan yang sudah siap menghadirkan sentuhan teknologi dalam aktivitas budidaya. “Nantinya ada kapal khusus yang akan didatangkan di Teluk Ekas, Desa Ekas Buana. Lewat kapal itu nantinya akan dilakukan kegiatan penanaman hingga panen,” tuturnya.
Sementara di daratan Teluk Ekas sendiri akan dibangun pabrik pengolahan rumput laut yang modern. Di mana nantinya rumput laut tak perlu dikeringkan terlebih dahulu, melainkan hasil panen yang masih basah langsung dimasukkan ke dalam mesin pabrik modern.
Dari olahan rumput laut nantinya tak akan ada yang terbuang percuma melainkan sisa olahan dapat dibuat sebagai pupuk dalam bentuk cairan. Tak hanya itu, sisa olahan juga bisa dibuat sebagai bioplastic dan ke depan juga bisa menjadi biofuel. (den)