Mataram (Inside Lombok) – Harga jagung untuk pakan belakangan cukup tinggi mencapai Rp10.800 per kilogram (kg), sehingga membuat para peternak berteriak hingga terancam gulung tikar. Guna mengantisipasi dampak kenaikan harga itu, sebanyak 158 peternak diusulkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB mendapatkan cadangan jagung pemerintah.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB, Muhammad Riadi mengatakan belum lama ini Pemprov NTB melalui Disnakeswan sudah mengusulkan ke pemerintah pusat agar peternak di NTB dapat membeli cadangan jagung pemerintah dan sudah disetujui oleh pemerintah pusat. “Jumlah peternaknya ada di SK Dirjen itu, peternak mikro kecil itu 151 dan peternak menengah besar itu tujuh. Jadi totalnya 158,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (15/2).
Berdasarkan data dari yang ada, jumlah cadangan jagung pemerintah untuk peternak di NTB mencapai 141.361,57 ton. Dari jumlah tersebut, peternak kecil menerima sebanyak 1.961,57 ton dan peternak menengah besar mencapai 1.394 ton. “Sudah mulai (disalurkan,red) kok, Peternak bisa membeli di Bulog,” katanya.
Para peternak juga sebelumnya sudah menyuarakan untuk mendapatkan cadangan jagung pemerintah. Namun belum ada kepastian kapan mereka bisa membeli jagung tersebut. Pasalnya, semakin tinggi harga pakan terutama jagung membuat biaya operasional membengkak. Sedangkan harga telur maupun daging ayam tidak mengalami kenaikan.
“Peternak yang mendapatkan cadangan jagung pemerintah diusulkan oleh Disnak Kabupaten/Kota (setelah diverifikasi) ke Disnakeswan Provinsi, selanjutnya Disnakkeswan Provinsi mengusulkan ke Kementan selanjutnya Kementan melalui Dirjen PKH akan menerbitkan SK nya,” jelasnya.
Sebelumnya, Sekretaris dan Bendahara Perhimpunan Peternak Unggas Rakyat (Petarung) NTB, Lisa Simanungkalit mengeluh tingginya harga jagung bagi peternak. Bahkan mereka sudah mengeluhkan kondisi ini ke pemerintah, namun belum ada respon sama sekali. Selain harga pakan yang tinggi, masuknya telur dari luar NTB sehingga mempengaruhi harga telur lokal.
“Iya (tinggi) harga jagung di lapangan, ada yang sampai Rp12 ribu per kg. HPP-nya menjadi tinggi, biasanya Rp5 ribu sekarang Rp11 ribu, kita mau nggak mau teriak. Belum konsentrat, dedak saja sudah Rp6 ribu dari Rp3 ribu harganya. Sudah banyak peternak yang gulung tikar,” ujarnya.
Jagung dan dedak ini menjadi pakan utama untuk peternak, maka mau tidak mau para peternak tetap beli untuk menjaga ternak mereka. Maka dari itu, diharapkan pemerintah dapat menyelamatkan para peternak ini, terutama peternak kecil.
“Di pemerintah itu ada Cadangan jagung pemerintah dan asosiasi kita sudah mengajukan ke pusat. Tetapi sampai sekarang belum ada informasi (kapan penyaluran,red) masih menunggu,” imbuhnya. (dpi)