26.5 C
Mataram
Selasa, 1 Oktober 2024
BerandaEkonomiPengusaha Properti Masih Wait and See di Pemilu 2024

Pengusaha Properti Masih Wait and See di Pemilu 2024

Mataram (Inside Lombok) – Pengusaha properti atau developer di Realestat Indonesia (REI) NTB pada momentum Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 masih pada kondisi wait and see. Nantinya akan seperti apa bisnis properti kedepan dengan adanya pimpinan baru di Indonesia. Mengingat masa pencoblosan sudah berlangsung pada 14 Februari 2024 kemarin.

“2024 kami sedang wait and see, seperti apa pemerintah baru ini kedepan. Ya, prinsipnya siapapun pemimpinnya, namanya kami adalah asosiasi usaha, wajib kami bekerjasama dengan mereka,” kata Ketua DPD REI NTB, H Heri Susanto, Kamis (15/2).

Sekarang ini dari sisi pembangunan masih tetap berjalan. Meskipun dari segi bisnis masih menunggu dan melihat kondisinya akan seperti apa, kebijakan, aturan, program dan pertumbuhan ekonomi kedepannya. “Ya konteksnya (wait and see, red) adalah kita tidak mengerti apa program ini berlanjut atau tidak untuk rumah subsidi,” ujarnya.

Untuk program rumah subsidi yang selama ini masih terus berjalan dengan peminatnya cukup banyak. Mengingat rumah subsidi diperuntukkan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Banyak masyarakat yang menginginkan rumah, tentunya dengan cicilan terjangkau. Sehingga banyak developer menyediakan rumah subsidi berbagai model dan desain menarik bagi MBR.

- Advertisement -

“Pembangunan normal seperti biasa, tidak ada perubahan,” ucapnya.

Heri mengakui, kebutuhan rumah subsidi itu lebih kearah pada program pemerintah sebelumnya. Dimana kewajiban pemerintah untuk menyediakan rumah bagi MBR ini. Jika programnya bisa dilanjutkan di kepemimpinan baru ini tentu baik bagi para MBR. Tahun 2024 ini harga perumahan subsidi ditetapkan naik, untuk di NTB sendiri sebesar Rp 182 juta.

“Jika tidak pun, kita akan kembali ke kondisi yang tahun 2010, 2014 dimana properti sedang naik daun. Ya ada plus minusnya, plusnya rumah komersil akan naik. Tapi kelemahannya MBR otomatis akan sulit mendapatkan rumah,” demikian. (dpi)

- Advertisement -


Berita Populer