Mataram (Inside Lombok) – Kemacetan di kawasan Rembiga, Kota Mataram saat ini masih belum bisa terurai dan masih sering dikeluhkan pengendara. Guna mengatasi persoalan tersebut Pemkot Mataram sudah telah menyiapkan konsep pembukaan jalan baru dari Rembiga tembus ke Gunung Sari, Lombok Barat (Lobar).
Walikota Mataram, Mohan Roliskana mengatakan kemacetan arus lalu lintas di Jalan DR. Wahidin Rembiga sudah cukup parah. Kemacetan paling parah terjadi pada saat berangkat dan masyarakat pulang kerja.
“Ini yang menjadi salah satu prioritas kita bagaimana mengurai kemacetan yang di Rembiga dan satu solusi yang kita ikhtiarkan itu membuka Jalan Dakota itu ke Udayana,” katanya. Pembukaan Jalan Dakota nyatanya belum mampu mengurai kemacetan di kawasan tersebut. Dengan kondisi tersebut pembukaan jalan baru diharapkan bisa mengurai kemacetan yang terjadi.
Akses jalan tersebut merupakan akses jalan satu-satunya dan tidak dipungkiri, sebagian besar penduduk yang tinggal di kawasan Gunungsari sehari-harinya bekerja, belajar, atau beraktivitas di Kota Mataram. Mohan mengatakan, pembukaan jalan ini masih dalam tahap perencanaan karena membutuhkan anggaran yang cukup besar.
Jika rencana itu direalisasikan, tidak langsung secara keseluruhan melainkan secara bertahap. “Ini kan butuh biaya yang tidak sedikit dan itu cukup panjang juga untuk membelah jalan dan untuk bisa bertemu dengan Jalan Udayana,” katanya.
Sementara untuk merealisasikan rencana itu, pihaknya segera melakukan komunikasi dengan Kepala Daerah Kabupaten Lombok Barat. Koordinasi tersebut agar tahun ini sudah ada komitmen bersama agar anggaran untuk pembebasan lahan bisa dialokasikan dalam APBD perubahan 2024.
“Nanti kita akan koordinasi dengan Bupati Lombok Barat. Kalau mulai di APBD Perubahan. Yang penting ini solusi dulu. Karena sudah ada berbagai scenario memang cukup rumit untuk mengurai kemacetan di situ,” tegasnya.
Sementara terkait dengan wacana pembuatan jalan layang, Mohan menilai cukup sulit untuk direalisasikan. “Tapi ternyata, dalam perencanaannya cukup rumit dan berat,” katanya.
Untuk opsi pelebaran jalan, Mohan menilai juga sulit untuk direalisasikan. Pasalnya saat ini permukiman penduduk sudah sangat mepet dengan bahu jalan. “Itu lebih sulit lagi. Banyak sekali biaya yang dibutuhkan dan efek sosial banyak yang muncul,” katanya. (azm)