Mataram (Inside Lombok) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi NTB menyoroti adanya peristiwa penarikan bantuan semen yang dilakukan oleh salah satu calon legislatif (caleg) di Lombok Tengah (Loteng). Ketua MUI NTB, Saiful Muslim sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan timses caleg tersebut, dan menilai hal itu menunjukkan niat awal pemberian bantuan itu sudah tidak benar.
Diterangkan Saiful, dalam memberikan bantuan maka harus ikhlas dan bukan karena tujuan tertentu. Jika sudah niat beramal, maka dalam konteks pemilu andaikan calon tertentu dipilih atau tidak, sumbangan yang diberikan tetap lebih diniatkan untuk mendapat pahala. “Niatnya tidak benar. Artinya niatnya dia supaya terpilih. Nyatanya tidak dipilih. Kalau mau nyumbang, nyumbang saja. Secara umum saja,” jelasnya.
Berbeda kasusnya jika dilakukan transaksi sebelumnya dengan masyarakat yaitu satu sak semen maka akan mendapatkan satu suara. Namun jika caleg tersebut memberikan semen ke masyarakat dan kemudian tidak mendapatkan suara, maka penarikan tersebut wajar dilakukan. “Kalau dia sekarang memberikan semen kepada orang, kemudian tidak memilih, lalu ditarik, wajar-wajar saja. Tapi kalau ke masjid (menjadi pertanyaan),” ujarnya.
Dijelaskannya, beramal ke masjid harus didasari dengan niat yang ikhlas. Namun jika ada meminta agar bisa dipiliha maka bantuan yang disumbangkan disebut tidak ikhlas. “Kalau terkait memilih dan tidak memilih tidak ada maknanya. Bukan amal yang ikhlas. Dia beramal karena minta dipilih. Itu jelas tidak ikhlas,” tegasnya.
Muslim pun mengatakan pemilihan umum merupakan pesta demokrasi yang digelar setiap lima tahun sekali. Pada pesta demokrasi ini para peserta sudah mengetahui konsekuensinya yaitu kalah atau menang. “Kita berharap pemilu itu rutinitas lima tahunan. Kita sudah tahu pemilu itu ada yang menang dan kalah,” ucapnya.
Penyerahan bantuan pada musim pemilu ini kata Muslim tergantung dari akad masing-masing antara pemberi dan penerima bantuan. “Sebenarnya bagi teman kita, menyerahkan kepada individu yang lain, itu urusan masing-masing. Bagaimana dia akadnya ketika memberikan sumbangan,” katanya.
Diberitakan sebelumnya Caleg PKS Baiq Sri Ratna Puspariani mengatakan bantuan semen tersebut belum semua diambil oleh tim suksesnya. Menurutnya, dirinya menyumbangkan semen tersebut ke masyarakat, kemudian masyarakatlah yang menyumbangkan semen itu ke masjid.
“Jadi kalau masyarakatnya yang (coblos caleg), ya masyarakat itulah yang punya amal. Kalau tidak nyoblos ya tidak beramal,” katanya. Selain itu, sampai saat ini pihaknya pun belum memungkinkan untuk mengambil sisa semen yang masih tersisa di masjid tersebut karena masyarakat masih ribut.
“Belum tentu kita sumbang semua nanti kita koordinasikan lagi. Kalau tidak ada niat baik dari mereka dan bagi yang merasa tidak beramal, ya mereka sendiri mengembangkan. Kalau tidak merasa ya tidak apa-apa, kita legowo kok,” tandasnya. (azm)