Lombok Timur (Inside Lombok) – Kabupaten Lombok Timur (Lotim) masih menjadi kabupaten penyumbang angka stunting tertinggi di NTB. Untuk itu Bulog NTB didampingi Bulog Cabang Lotim memberikan beras formula bervitamin sebagai bagian dari upaya menangani stunting itu.
Pimpinan Cabang Bulog Lotim, M.Syaukani mengatakan bahwa beras fortivit bukan hal yang baru, melainkan sudah ada sejak 5-6 tahun yang lalu. Beras yang dimaksud memiliki kandungan gizi dan vitamin yang beragam.
Beras fortivit sendiri difortifikasi dengan beragam vitamin seperti B1, A, B3, B9, B12, Zinc, dan Zat Besi. Di mana beras tersebut cocok dikonsumsi untuk mendapat energi tambahan, termasuk bagi anak-anak penderita stunting. “NTB ini salah satu provinsi yang tertinggi angka stuntingnya,” katanya, Kamis (22/02/2024).
Adapun beras tersebut diakuinya telah dilakukan uji coba di Senaru, Lombok Utara pada 2023 lalu. Sehingga saat ini beras fortivit tersebut terua dikembanb sebagai upaya memberikan gizi yang baik bagi masyarakat.
Sementara itu, Penjabat Bupati Lotim, M. Juaini Taofik mengatakan bahwa beras fortivit itu memiliki banyak vitamin dan sudah diadakan penelitiannya dan bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi stunting di Lotim. Beras itu juga diyakini mampu menaikkan berat badan balita. “Saya istilahkan beras itu lebih implementatif kandungannya,” terangnya.
Nantinya Pemda Lotim akan membagikannya ke keluarga stunting untuk dapat keluar dari garis kuning. Juaini pun menyatakan pada pembagian beras tersebut pihaknya akan melakukan 3T (Terpilih, Terpantau, Terukur).
Menurut Juaini, saat penyaluranya tentunya harus memilih keluarga stunting agar tepat sasaran, kemudian akan dipantau oleh PKK, OPD terkait, bahkan universitas. Namun dikatakannya terpantau saja tidak cukup, melainkan juga harus terukur agar dapat diketahui tingkat keberhasilan dari beras tersebut. “Kerja-kerja aktor yang komprehensif itulah yang dapat menurunkan angka stunting,” ungkapnya.
Nantinya jika beras tersebut berdampak baik, maka Pemda Lotim akan membeli lebih banyak untuk digunakan sebagai penurun angka stunting. Di mana jumlah anak stunting di Lombok Timur saat ini mencapai 19-22 ribu orang. (den)