29.5 C
Mataram
Kamis, 24 Oktober 2024
BerandaDaerahNTBPenuhi Kebutuhan Petani, Pemprov NTB Ajukan Penambahan Kuota Pupuk Subsidi

Penuhi Kebutuhan Petani, Pemprov NTB Ajukan Penambahan Kuota Pupuk Subsidi

Mataram (Inside Lombok) – Pemprov NTB sudah mengusulkan penambahan kuota pupuk subsidi kepada pemerintah pusat. Kuota usulan yang sudah diajukan yaitu lebih dari 300 ribu ton.

Asisten II Setda NTB, Fathul Gani menyebutkan jatah pupu subsidi yang diberikan tahun 2024 ini yaitu sebanyak 130 ribu ton. Padahal kebutuhan pupuk di NTB lebih dari 300 ribu ton.

“2023 kita dapat 180 ribu ton, sekarang ini kita dapat jatah 130 ribu ton. Harapan kita lebih dari 300 ribu ton. Kita sudah mengajukkan untuk penambahan alokasi ini,” katanya. Dijelaskan, pemerintah pusat sudah mengalokasikan anggaran untuk pupuk ini sebesar Rp14 triliun.

Dengan besarnya alokasi anggaran yang disiapkan tersebut nantinya bisa memenuhi kebutuhan pupuk para petani. Penambahan jatah alokasi pupuk ini nantinya akan diberikan pada saat musim tanam kedua (MT II).

- Advertisement -

Guna mengantisipasi penimbunan pupuk dengan adanya penambahan dari pemerintah pusat ini, Pemprov NTB akan memaksimalkan tugas dan fungsi dari komisi pengawasan pupuk dan pestisida (KPPP). “Itu anggota dari kepolisian dan ada aparat penegak hukum,” katanya.

KPPP ini lanjutnya diketuai langsung oleh Sekda Provinsi NTB, sehingga diharapkan KPPP bisa menjalankan tugas dan fungsinya dengan maksimal. Terlebih, jika nanti NTB mendapatkan tambahan jatah pupuk bersubsidi. “Itu langsung ke Pak Sekda dan akan efektif bekerja,” katanya.

Selain itu, Gani juga menyarankan agar para petani menggunakan pemberian pupuk berimbang pada tanamannya. Artinya, tidak terfokus dengan mengandalkan pupuk kimia. “Yang baik itu penggunaan pupuk berimbang organic dan an organic. 100 – 150 kg per hektare,” katanya.

Penggunaan pupuk organic saat ini lanjutnya sudah banyak dipasarkan. Bahkan, Pemprov NTB sudah mulai mencoba pupuk organic pada tanaman cabai. “Kita kemarin sudah praktikkan pupuk organik ini untuk cabai. Kita lihat nanti hasilnya,” katanya.

Menurutnya, para petani lebih banyak menggunakan pupuk kimia karena lebih praktis dan mudah. “Kalau pupuk ini kimia (urea red) lebih praktis penggunaanya. Tapi kalau organik lebih lama tapi kita akan mengarah kesana,” ucap Gani. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer