Lombok Barat (Inside Lombok) – Warga Montong Buwuh, Meninting, Batulayar, Lombok Barat (Lobar) menggelar aksi massa di jalur utama menuju Senggigi, Rabu (15/5) kemarin. Warga bersama anak korban menuntut keadilan dan komitmen polisi untuk sesegera mungkin mengusut siapa tersangka dalam kasus keributan yang terjadi pada Jumat (10/05) malam lalu.
“Kami cuma menuntut (agar polisi) segera memproses laporan kami,” lugas Akhamdi, anak salah satu korban yang ditemui usai aksi. Menurutnya, walaupun Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) sudah dikeluarkan kepolisian, hingga 5 hari pasca-keributan belum ada penetapan tersangka. “Hal tersebut juga kan menyebabkan keluarnya instruksi untuk penangkapan pelaku dan para terduga ini belum ada,” bebernya.
Dirinya juga menegaskan pihak keluarga hingga saat ini belum terpikirkan untuk menempuh restorative justice atau upaya perdamaian antara korban dengan pelaku. “Saya ingin klarifikasi bahwa tidak ada upaya restorative justice, kami dari pihak keluaga atau pelapor, memikirkannya saja tidak ada,” tegas Akhmadi.
Sehingga jika dalam waktu dua hari tak kunjung ada kejelasan mengenai tersangka dalam kasus itu, warga pun mengancam akan melakukan aksi blokade jalur menuju Senggigi di pertigaan Meninting. “Kalau memang tidak ada kejelasan sampai 2 hari, kami sepakat hari Sabtu akan melakukan blokade full 24 jam di pertigaan Meninting,” tukasnya.
Sementara itu, Kapolres Lobar, AKBP Bagus Nyoman Gede Junaedi menyatakan keseriusan pihaknya dalam menangani kasus tersebut. “Kepolisian, khususnya Polres Lombok Barat benar-benar serius menangani ini,” tegasnya saat hadir langsung di hadapan para massa aksi.
Sebagai bentuk keseriusan tersebut, hingga saat ini sudah ada 14 orang yang diperiksa. Serta barang bukti berupa truk yang diduga digunakan saat malam kerjadian. Serta rombong pedagang yang rusak, pecahan kaca, dan batu telah diamankan pihaknya.
Selain meminta agar masyarakat membantu kepolisian dalam penyelidikan, pihaknya juga berharap agar masyarakat dapat membantu menjaga kondusifitas. Khususnya wilayah Batulayar karena merupakan kawasan wisata.
“Terhadap tuntutan dari masyarakat, diharapkan dapat membantu kita dalam hal penyelidikan ini, dengan tetap menjaga kondusifitas Dusun Montong, Desa meninting, kecamatan batulayar ini,” harap Jun.
Karena tak dapat dipungkiri, aksi penutupan jalan juga berdampak terhadap aktifitas pariwisata di wilayah tersebut. Akibatnya, beberapa bus wisata terhambat dan para tamu hotel tidak bisa masuk akibat aksi spontanitas warga. “Dukung pariwisata kita, sehingga Kepolisian dapat mengungkap ini semua. Mudah-mudahan segera bisa kita tuntaskan ya,” pungkas Jun. (yud)