Lombok Timur (Inside Lombok) – Program Better Reproductive Health and Rights for All in Indonesia Phase II (BERANI II) telah berjalan di Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Program ini akan fokus pada isu kematian ibu melahirkan, kekerasan berbasis gender dan perkawinan anak.
BERANI II adalah inisiatif strategis yang dirancang untuk meningkatkan kesehatan seksual dan reproduksi serta hak hak reproduksi bagi perempuan dan anak di Indonesia. Program ini pun mendapat perhatian dari beberapa pihak seperti Kemendagri, Kementerian PPA, BKKBN, Bappenas dan tiga lembaga dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yakni Unicef, UNFA, serta UN Women dan Global Affairs Canada (GAC).
Ketiga lembaga dunia itu pun langsung melakukan monitoring terhadap program tersebut yang berlangsung di Desa Jurit, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur. Kunjungan monitoring sendiri melibatkan Kedutaan Kanada, UNFPA, UNICEF, UN WOMEN, LPA NTB, DP3AP2KB NTB, Pemda Lombok Timur dan Pemdes Jurit.
Kepala Desa Jurit, Zulkarnaen memperlihatkan secara langsung program tersebut dalam bentuk posyandu dan berdialog bersama para pihak di desa. Di mana ia mengatakan sudah melakukan berbagai cara untuk menekan angka pernikahan dini di desanya, bahkan setiap momen keagamaan juga sering diingatkan terkait hal itu.
“Setiap momen kami selalu sampaikan dan sosialisasikan, termasuk momen khotbah Jumat di semua masjid di Jurit,” ungkapnya, Kamis (30/05/2024). Zulkarnaen mengakui kasus perkawinan anak sudah mulai bisa ditekan setelah Pemprov NTB mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) tentang kasus tersebut.
Sementara, Kepala Sub Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kemendagri RI, Reza Pranatama menjelaskan bahwa kunjungan yang dilakukan oleh tiga lembaga PBB tersebut untuk lebih memperkenalkan program BERANI II ke desa yang memiliki angka kasus tentang anak dan perempuan yang lumayan banyak, seperti pernikahan dini. “Kedatangan kami bersama tiga lembaga PBB ini untuk memperkenalkan lebih dalam program BERANI II,” terangnya.
Beberapa desa di Lombok Timur sendiri dipilihnya sebagai lokasi kunjungan lantaran telah ada piloting program rencana dan penganggaran yang terintegrasi. Penjabat Bupati Lotim, M. Juaini Taofik juga menyebutkan bahwa program yang terkait dengan pembangunan sumber daya manusia sangat penting, di samping program yang berkaitan dengan infrastruktur.
Bahkan menurutnya program tersebut sangat baik untuk lebih menekan angka stunting, kematian ibu melahirkan, dan lainnya yang disebabkan oleh pernikahan usia anak. “Lombok Timur sudah masuk dalam lokus 100 kabupaten/kota di Indonesia yang berada di bawah Bappenas dan Kemendagri,” tuturnya.
Terkait program Berani II lanjut dia, yang sudah di launching di dua Kecamatan yakni Pringgasela dan Masbagik menjadi perhatian utama. Dua kecamatan itu kemudian di monitor oleh ketiga lembaga Internasional tersebut. “Kalau positif (hasil monitoring) itu akan dilanjutkan kalau tidak berdampak juga pasti akan dilaporkan,” imbuhnya. (den)