27.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaKesehatanKejar Target Penurunan Stunting, Semua Desa di Lotim Jadi Kampung KB

Kejar Target Penurunan Stunting, Semua Desa di Lotim Jadi Kampung KB

Lombok Timur (Inside Lombok) – Berbagai cara terus dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Timur (Lotim) untuk menekan angka stunting sesuai dengan target nasional. Di antaranya dengan menetapkan semua desa di kabupaten tersebut sebagai Kampung KB dan 10 PASTI Intervensi Serentak Penurunan Stunting Menuju Lotim Berkemajuan.

Penjabat Bupati Lotim, M. Juaini Taofik menyampaikan persoalan stunting menjadi masalah yang sangat penting untuk bisa diatasi. Berdasarkan Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dengan mengusung menuju Indonesia Emas 2045, idealnya angka stunting berada pada angka 5 persen.

Sementara angka stunting di Lotim sendiri berdasarkan Elektronik Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e- PPGBM) berada pada angka 15,6 persen atau sekitar 20 ribu jiwa. “Dalam mempercepat penanganan masalah stunting dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan stunting ini, Rembuk Stunting merupakan momentum yang sangat strategis,” ungkapnya, Kamis (30/05/2024).

Pj. Bupati mengapresiasi kolaborasi Pemerintah Daerah sampai ke Desa serta pihak-pihak terkait seperti NGO, perguruan tinggi dan lainnya yang telah berjuang selama ini dalam penurunan angka stunting di Lotim sejak 2019 hingga 2023. “Persoalan stunting tidak hanya tugas dari Pemda akan tetapi tugas dari multisektoral untuk dibutuhkan aksinya melakukan konvergensi stunting di wilayah atau desa lokus,” terangnya.

Di Lotim sendiri saat ini dari 254 desa/kelurahan, terdapat 150 desa di antaranya menjadi lokus stunting untuk terus didorong penurunannya. Nantinya diharapkan angka 14 persen dapat tercapai tahun ini sesuai target nasional.

Ia juga mengingatkan program panduan 10 PASTI Intervensi serentak pencegahan stunting, diantaranya ketersediaan antropometri, kader Posyandu yang terampil, hingga ketersediaan pembiayaan pelaksanaannya serta rujukan ke pelayanan kesehatan, dan juga harus sering dilakukan evaluasi dan monitoring. (den)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer