32.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaAdvetorialPenurunan Kasusnya Cukup Signifikan, Lobar Jadi Pilot Project Kick off Intervensi Serentak...

Penurunan Kasusnya Cukup Signifikan, Lobar Jadi Pilot Project Kick off Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Indonesia

Lombok Barat (Inside Lombok) – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI memilih Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menjadi salah satu pilot project pertama kick off intervensi serentak pencegahan stunting di Indonesia. Menyusul penurunan angka stunting di Lobar yang cukup signifikan, dari 13,28 persen di 2023 menjadi 10,9 persen di April 2024 ini.

Langkah intervensi Pemda Lobar yang menggandeng semua OPD, Pemerintah Desa, para kader posyandu, hingga perusahaan swasta dan perbankan yang ada di wilayah Lobar dinilai memiliki peran penting. “Kerja kita semua di Kabupaten Lombok Barat untuk percepatan penurunan stunting, dari hasil penimbangan terakhir di bulan April kemarin itu mengalami penurunan yang signifikan,” ujar Penjabat Bupati Lobar, Ilham saat meninjau posyandu terpadu di Desa Midang, Gunungsari, Senin (03/05/2024).

Upaya penurunan stunting di Lobar dilakukan secara bergotong royong dan bersinergi dengan semua pihak, mulai dari tingkat kabupaten hingga desa. “Terkait pencegahan, termasuk kita membuat regulasi pencegahan perkawinan dini (usia anak), dan juga memberikan intervensi anak-anak remaja kita sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Kita berikan vitamin dan sebagainya,” bebernya.

Nantinya, remaja-remaja di Lobar tumbuh sehat, dan ketika sudah memasuki usia perkawinan sudah masuk kategori siap secara fisik maupun mental untuk menjadi seorang ibu. “Kalau terhadap kondisi stunting yang sudah ada, intervensi (menjadi paling berpengaruh). Ini kita setiap bulan melalui posyandu, masyarakat baik balita, remaja dan Lansia secara intens diperiksa kesehatannya,” lanjut Ilham.

Peninjauan proses posyandu yang sedang berlangsung di Posyandu Berlian. (Inside Lombok/Ist)

Selain itu, mereka juga diberikan stimulan atau makanan tambahan seperti telur utuk memastikan nutrisi yang mereka butuhkan bisa tetap terpenuhi, sesuai kebutuhan tumbuh kembang mereka. Ilham pun mengaku bersyukur berbagai upaya dan sinergitas tersebut Lobar berhasil mencapai angka penurunan stunting melampaui target awal.

Meski begitu, Pemda Lobar disebutnya terus merumuskan upaya percepatan yang lebih efektif agar dapat membawa kabupaten tersebut menuju zero stunting. “Target kita awalnya (penurunan stunting) bisa mencapai 13 persen, tetapi capaiannya sudah melampaui, yakni 10,9 persen. Tapi kita tidak boleh puas dengan capaian ini, kita terus lakukan berbagai upaya untuk menuju zero sgunting,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dikes Lobar, Arief Suryawirawan berharap agar penurunan stunting di Lobar bisa menurun menjadi satu digit atau di bawah 10 persen di 2024 ini. “Upaya ini memang tidak bisa hanya kami Dikes sendiri yang melakukan, tapi ini juga hasil dari sinergi seluruh OPD di Kabupaten Lombok Barat atas arahan pak Pj Bupati dan pak Pj Sekda. Sehingga kita bisa mengambil langkah-langkah yang signifikan dan penurunan stunting ini bisa lebih cepat,” terangnya.

Peluncuran pilot project “kick off Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Indonesia” di Desa Midang, Gunungsari. (Inside Lombok/Ist)

Bahkan di NTB, kata dia, penurunan angka stunting di Lobar ada di urutan ketiga paling besar dibanding kabupaten/kota lainnya. Di mana penurunan dari angka 13,28 persen menjadi 10,9 persen hanya membutuhkan waktu kurang lebih selama lima bulan, dengan angka kurang lebih sekitar 6000 anak yang masih menderita stunting di Lobar. “Salah satu langkah yang kami lakukan juga dengan mengevaluasi angka stunting bulanan,” jelasnya.

Pihaknya pun telah meminta seluruh kepala puskesmas untuk mengupdate data stunting baru. Di antara data stunting baru itu terdiri dari dua kategori, yakni penderita stunting yang baru lahir dan ada anak-anak balita yang dulunya tidak stunting, tapi masuk menjadi kategori stunting.

“Itu kita minta untuk dipantau penyebabnya. Kami juga akan gandeng dokter anak. Jadi anak-anak yang diduga bermasalah gizinya, itu kami serahkan ke dokter anak untuk dicari penyebabnya,” ujarnya.

Saat ini, angka stunting lahir di Lobar diakuinya sudah mulai berkurang. Karena berbagai pendekatan dan pemahaman yang telah diberikan kepada para ibu hamil sehingga anak yang lahir sehat.

“Saya juga akan turun ke Puskesdes untuk memastikan mereka punya data ibu hamil, termasuk yang berisiko tinggi. Dan kita ingin pastikan semua ibu hamil dan bersalin sudah memiliki jaminan pembayaran yang pasti,” tutup Arief.

Selain hadir dalam launching kick off intervensi serentak pencegahan stunting di Kantor Desa Midang, Gunungsari, para pejabat lingkup Pemda Lobar, hingga ibu TPP PKK Provinsi NTB dan perwakilan dari Kemenko PMK RI beramai-ramai berjalan kaki menuju Posyandu Berlian untuk meninjau langsung proses posyandu yang sedang berlangsung. (yud)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer