33.5 C
Mataram
Jumat, 25 Oktober 2024
BerandaLombok UtaraKrisis Air Bersih Pengaruhi Kunjungan Wisatawan di Gili Meno, Dispar KLU Cari...

Krisis Air Bersih Pengaruhi Kunjungan Wisatawan di Gili Meno, Dispar KLU Cari Solusi Terbaik

Lombok Utara (Inside Lombok) – Krisis air bersih di Gili Meno Kabupaten Lombok Utara (KLU) menjadi perhatian, lantaran hal itu turut mempengaruhi kunjungan wisatawan setelah informasinya tersebar. Mengingat air menjadi kebutuhan utama bagi hotel, restoran dan masyarakat yang tinggal di sana.

Kepala Dinas Pariwisata KLU, Denda Dewi Treni Budiastuti mengatakan dampak krisis air bersih ini sangat memberatkan hotel dan restoran. Tak hanya itu, berdampak juga terhadap tingkat kunjungan wisatawan di Gili Meno saat ini.

“Kunjungan sangat turun drastis dan rata-rata yang di Gili Meno ini menginapnya di Gili Air dan Trawangan, karena paket wisatanya itu ada kunjungan ke Gili Meno,” ujar Denda, Rabu (5/6). Diakui hampir seluruh industri pariwisata di Gili Meno merasakan dampak kondisi saat ini.

Kendati demikian, diharapkan persoalan krisis air ini bisa segera terselesaikan dan kondisi pariwisata maupun kunjungan kembali membaik. Apalagi sebentar lagi memasuki masa high season pada Juli, Agustus.

- Advertisement -

“Saya lihat juga kunjungan tamu sudah mulai meningkat. Saat peak season itu mudah-mudahan sudah teratasi (krisis air). Kami juga sudah ikut hearing kemarin, mudah-mudahan segera ada solusi terbaik dan segera disikapi oleh semua pihak,” jelasnya.

Dampak dari krisis air di Gili Meno ada tetapi tidak terlalu signifikan, tetapi jika kondisi berkepanjangan maka tidak menutup kemungkinan dampak dirasakan lebih besar. Sekarang ini masih ada beberapa tamu yang berkunjung ke Gili Meno. “Tentunya ada solusi yang dimanfaatkan oleh hotel dan restoran. Istilahnya mereka masih menggunakan ketersedian air yang ada dimiliki,” ucapanya.

Sebelumnya, Ketua Gili Hotel Asosiasi (GHA), Lalu Kusnawan mengatakan tidak adanya air bersih ini sudah berulang kali, jika terus berlanjut dan tidak segera diatasi. Proses recovery hotel dan restoran tidaklah mudah untuk menarik kembali wisatawan. Karena membutuhkan proses yang lama dan membutuhkan biaya yang besar bagi properti untuk menginformasikan bahwa sudah air. Ditambah kondisi pasca pandemi Covid-19, pelaku usaha masih dalam tahap pemulihan. Bahkan sampai sekarang ini belum bisa dikatakan benar-benar pulih.

“Harusnya kita di support. Artinya ini (air mati) jangan menjadi semacam alasan buat kita, karena akhirnya tidak punya pilihan bagaimana membayar pajak, membayar kewajiban ke pihak ketiga, gaji karyawan, dan kewajiban lainnya kalau seperti ini,” ujarnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer