31.5 C
Mataram
Jumat, 20 September 2024
BerandaDaerahNTBTransisi Energi di NTB Harus Diintegrasikan dengan Pendekatan GEDSI

Transisi Energi di NTB Harus Diintegrasikan dengan Pendekatan GEDSI

Mataram (Inside Lombok) – Indonesia menjadi salah satu negara yang berkomitmen untuk zero emisi tahun 2060. Dari target tersebut Provinsi NTB lebih maju 10 tahun yaitu zero emisi pada tahun 2050 karena disebut memiliki banyak potensi.

Project Coordinator We For Jet NTB, Nurjanah mengatakan potensi yang dimiliki NTB untuk bisa mendukung target tersebut seperti panas bumi, air, sampah, tenaga surya dan angin. Disisi lain, NTB belum 100 persen terakses energi modern dan penggunaan fosil yang juga masih tinggi di sektor perumahan.

“NTB juga termasuk 10 besar provinsi termiskin, memiliki kesenjangan pengetahuan transisi energi yang besar antara masyarakat berpenghasilan tinggi dan rendah. Serta menjadi contoh pengembangan JET,” katanya.

Salah satu langkah penting dalam proyek ini adalah desain studi transisi energi berkeadilan dengan pendekatan feminis di Provinsi NTB. Studi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Pemerintah Provinsi NTB mengintegrasikan pendekatan gender, kesetaraan, dan inklusi sosial (GEDSI) dalam kebijakan dan program kerja transisi energi berkeadilan.

- Advertisement -

“Hasil studi ini akan menjadi bahan masukan bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk menyempurnakan kebijakan dan program transisi energi di NTB. Konsultasi publik yang diadakan baru-baru ini merupakan langkah awal untuk mendapatkan masukan dan validasi dari berbagai pihak.”jelas Nurjanah.

Kebijakan transisi energi dan GEDSI NTB sudah dibentuk sudah lama salah satu diantaranya perda nomor 2 tahun 2015 tentang pengelolaan energi dan ketenagalistrikan. Selain itu Pergub Nomor 12 tahun 2015 tentang tata cara perizinan usaha di bidang energi baru terbarukan dan ketenagalistrikan. “Substansi pergub ini usaha pemanfaatan dilakukan oleh BUMD, swasta berbadan hukum Indonesia, koperasi dan swadaya masyarakat,” katanya.

Menurutnya transisi energi yang adil tidak hanya tentang mengganti sumber energi, tetapi juga tentang memastikan bahwa semua orang mendapat manfaat darinya. Ini berarti melibatkan semua pihak, termasuk perempuan, kelompok rentan, masyarakat lokal, dan masyarakat adat, dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan.

“Yayasan Penabulu, melalui proyek “WE FOR JET Indonesia”, bekerja untuk mewujudkan transisi energi yang adil di NTB. Proyek ini bertujuan untuk memberdayakan perempuan dan kelompok rentan agar mereka dapat menjadi pemimpin dan penerima manfaat dalam transisi energi.” katanya. (azm)

- Advertisement -


Berita Populer