Mataram (Inside Lombok) – Dibukanya penerbangan langsung Lombok – Perth memberikan kontribusi yang mengagumkan dalam mendongkrak pertumbuhan angka kunjungan wisatawan Australia ke Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga naik empat kali lipat.
Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah di Mataram, Kamis, meyakini dibukanya penerbangan langsung Lombok – Perth menjadi salah satu faktor utama yang memicu pertumbuhan mengesankan tersebut.
Hal ini merujuk pada data yang dihimpun Imigrasi Bandara Internasional Lombok (BIL), dalam kurun waktu Januari-September 2019.
Data tersebut memperlihatkan, sepanjang Januari-September 2018, jumlah warga Australia yang datang ke NTB melalui Bandara Internasional Lombok hanya mencapai 2.633 orang. Sementara, data per Januari-September 2019, jumlahnya meningkat menjadi 13.814orang.
“Naik 425 persen atau lebih dari empat kali lipat dibanding tahun lalu,” ujarnya.
Menurut Zulkieflimansyah, peningkatan tersebut tak hanya pada kunjungan wisatawan Australia, tapi peningkatan serupa juga terjadi pada warga Jerman yang mengunjungi NTB melalui BIL. Jumlahnya meningkat dari 4.877 orang per Januari-September 2018 menjadi 5.204 orang per Januari-September 2019.
“Peningkatan jumlah pengunjung dari Australia dan Jerman ini membuat kondisi pariwisata NTB kini nyaris menyamai kondisi NTB sebelum terkena imbas gempa bumi pada Agustus 2018,” ucapnya.
Dilihat dari data Imigrasi, total pax keseluruhan per Januari-September 2019 mencapai 197.033 orang. Angka tersebut nyaris menyamai data per Januari-September 2018 yang mencapai 220.003 orang.
Penurunan jumlah wisatawan ini memang merupakan imbas dari gempa yang melanda NTB pada Agustus 2018. Penurunan terbesar bersumber dari pengunjung dari Malaysia yang pada Januari-September 2018 mencapai 66.156 orang dan turun ke angka 25.811 orang pada Januari-September 2019.
Zulkieflimansyah mengakui, dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa kemudahan konektivitas dari dan menuju NTB adalah salah satu faktor kunci yang menentukan pertumbuhan kunjungan wisata ke NTB.
“Banyak sekali orang Australia ingin datang dan mengunjungi kita di Lombok. Dengan adanya direct flight, lebih mudah mereka menjangkau NTB,” katanya.
Karena itu, dirinya bersama Wakil Gubernur NTB dan jajarannya saat ini terus mendorong agar penerbangan langsung dari berbagai negara ke NTB bisa terus ditambah. Bahkan, dirinya memberikan atensi serius terhadap data menyangkut wisatawan Malaysia ke NTB yang ternyata merupakan yang terbesar jumlahnya.
Menurut Gubernur, hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi para pelaku usaha di bidang pariwisata, serta pemerintah daerah. Untuk itu, ia berharap, seluruh pemangku kepentingan di bidang pariwisata, terus mendorong penyediaan atraksi atau destinasi wisata yang selaras dengan selera wisatawan Malaysia.
“Ternyata selama ini wisatawan Malaysia ini yang paling besar jumlahnya. Makanya, kita mendorong agar ada penyediaan menu wisata yang sesuai dengan apa yang mereka cari,” ujarnya.
Lebih lanjut dalam mendorong peningkatan pariwisata tentunya harus diimbangi juga dengan upaya promosi dan pengenalan wisata NTB ke berbagai pihak di Malaysia yang saat ini terus menerus dilakukan.
Untuk terus mendongkrak angka kunjungan wisata dari Australia, Gubernur juga telah meminta Kepala Dinas Pariwisata NTB agar berkomunikasi dengan berbagai pihak dalam memuluskan dibukanya jalur penerbangan langsung Lombok – Darwin.
“Jarak Darwin ke Lombok jauh lebih dekat daripada Darwin ke Melbourne atau Darwin ke berbagai kota lain di dalam Australia sendiri. Orang-orang Darwin tentu akan lebih suka datang berlibur ke NTB di akhir pekan ketimbang ke Australia,” ucapnya.
Menurut Gubernur, jika dibutuhkan insentif bagi maskapai penerbangan yang membuka jalur tersebut, diharapkan para pelaku wisata juga berkontribusi dalam upaya ini. Hal ini tidak hanya dalam membuka rute Lombok-Darwin, tapi juga dengan negara lain.
“Direct flight segera diurus oleh Kadis Pariwisata dari Singapura ke Lombok dan dari Darwin ke Lombok. Kalaupun pembukaan penerbangan langsung Darwin-Lombok ini membutuhkan insentif berupa subsidi, saya minta Dinas Pariwisata NTB untuk segera mengkoordinasikannya dengan para pelaku wisata,” katanya. (Ant)