Mataram (Inside Lombok) – Berbagai event baik tingkat nasional maupun internasional telah digelar di NTB. Event-event yang berkelanjutan itu pun dinilai mampu menekan angka kemiskinan di NTB.
Deretan event tersebut salah satunya di bidang otomotif, seperti MotoGP dan MXGP yang baru ini digelar. Keduanya dinilai memberi dampak positif, termasuk pada geliat UMKM dan ekonomi lokal. “Teorinya begitu (event menekan kemiskinan). Tapi bukan hanya MXGP saja, tapi event-event berkelanjutan lainnya harus ada. Seperti Banyuwangi itu hanya festival Bunga, tapi itu setiap tahun ada,” ujar pengamat ekonomi Universitas Mataram, Firmansyah, Rabu (3/7).
Kendati demikian, setiap penyelenggaraan event-event keberlanjutan ini perlu dibuatkan aturan mainnya. Sehingga dampak positifnya bisa dirasakan oleh semua pihak yang terlibat, baik itu UMKM maupun pengusaha lokal lainnya. Tentunya keterlibatn mereka harus lebih besar dari UMKM luar. Karena tujuannya untuk menekan kemiskinan.
“Misalnya keterlibatan entitas bisnis lokal seperti apa, mulai disiapkan dari sekarang supaya kontribusinya diatas 60 persen. Dari produknya, orangnya terhadap kegiatan-kegiatan itu. Seperti makanan, tapi jangan pabrikan, dan harus disiapkan dari sekarang,” terangnya.
Saat ini dari data BPS NTB pada Maret 2024 tercatat mengalami penurunan hingga 42,22 ribu orang. Menurut, Firmansyah sebenarnya ada program-program untuk mengentas kemiskinan yakni ketersediaan lapangan kerja. Selama ini banyak intervensi hanya jangka pendek, seperti memberikan bantuan sosial (bansos), angka inflasi dan memberikan fasilitas lainnya.
“Tapi belum ada lahan pekerjaan tetap buat masyarakat. Kalau ini terjadi saya yakin tidak akan bisa signifikan perubahan kemiskinan kita, balik lagi penyedian lapangan kerja kita sudah sampai sana,” terangnya.
Lebih lanjut, bahkan kerap kali dibahas terkait penyedian lapangan pekerjaan ini namun belum ada Langkah final dilakukan. Artinya jika belum untuk mendatangkan investasi. “Setidaknya kita datangkan orang atau buatkan event yang rutin, supaya orang bisa bekerja, bisa berjualan. Ini salah satu upaya yang mampu menekan angka kemiskinan,” jelasnya.
Selain dari event, ada hilirisasi yang bisa menekan angka kemiskinan. Makanya sekarang ini ada kebijakan jangka panjang nasional dan semua itu mengarah kesana. Dimana ada aspeknya yakni manufaktur dan maritim.
“Kita punya smelter, maritim juga sudah bagus. Kita berbicara hilirisasi pemikiran masing-masing pemimpin yang berubah ini bukan satu kesatuan, seharusnya kita buatkan petanya untuk capaian 10 tahun kedepan,” tandasnya. (dpi)