Mataram (Inside Lombok) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi NTB akan mendistribusikan peserta didik baru yang tidak lolos dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat SMA/SMK tahun ini. Pendistribusian yang dilakukan ke sekolah-sekolah ke zona terdekat.
Kepala Disdikbud NTB, Aidy Furqan mengatakan selain pendistribusian siswa ke zona terdekat atau bahkan ke sekolah irisan, beberapa kebijakan lain yang mungkin akan diambil pada PPDB tahun ini. Misalnya, menambah ruang kelas di sekolah bersangkutan atau lainnya. “Menggeser ke zona yang berdekatan. Tidak keluar dari zona atau paling jauh ada di zona irisan,” katanya.
Ia mengharapkan, masyarakat bisa memahami kebijakan yang akan diterapkan. Pasalnya, kebijakan ini keluar karena banyak siswa yang meminta di sekolah tertentu sehingga tidak bisa dipaksakan. “Kapasitasnya 100 tapi yang minta nanti 100, dan itu tidak bisa kita paksakan. Dinas Dikbud akan tetap menampung mereka akan tetap bisa sekolah,” ungkapnya.
Aidy mengatakan, dirinya akan berkoordinasi kembali dengan Penjabat Gubernur NTB dan pemerintah pusat terkait persoalan PPDB yang terjadi. Koordinasi ini dilakukan untuk menentukan kebijakan yang akan diambil jika masih ada siswa yang belum mendapatkan sekolah.
“Setiap tahun di Dikbud NTB dan khususnya Mataram. Yang belum diterima di zona. Ada juga yang gagal di prestasi, afirmasi dan melalui zona juga tidak tercover karena analisa jarak,” katanya.
Ia membantah jika ada jalur-jalur titipan. Pasalnya peserta didik tersebut sudah mendaftar sendiri namun perlu pengawalan untuk memastikan diterima di sekolah tersebut.
Selain itu, minimnya pengaduan ini disebut karena ada sistem yang sudah dibangun. Di mana, pada saat pendaftaran itu yang menjadi prioritas yaitu anak kandung baru cucu. “Untuk titik kritis kita sandingkan dengan asal sekolah. Misalnya kalau yang Mataram yang daftar di Mataram. Sekolah di Taliwang itu,” katanya.
Sementara terkait banyaknya orang tua siswa yang tidak diterima di SMA Negeri 2 Mataram, Aidy menjelaskan sekolah punya satu zonasi yaitu SMA Negeri 2 da SMA Negeri 10. Namun orang tua dan siswa lebih banyak memilih untuk bisa melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 2 Mataram. “Kan SMA 10 masih butuh banyak murid. Kalau itu diterima oleh orang tua tidak perlu mengadu kesini. Tapi tetap kita carikan solusi terbaik sesuai dengan kapasitas sekolah,” tegasnya. (azm)