Lombok Barat (Inside Lombok) – Musim kemarau saat ini menyebabkan kekeringan di beberapa wilayah di Lombok Barat. Bahkan puluhan hektare lahan pertanian warga dilaporkan alami gagal panen. Dinas Pertanian (Distan) Lobar pun berupaya menggantikan kerugian tersebut melalui program asuransi yang diikuti oleh para petani yang terdampak.
“Hujannya belum merata, ini pengaruh anomali iklim,” kata Kadis Pertanian Lobar, Damayanti Widyaningrum yang dikonfirmasi awal pekan ini. Kondisi itu disebutnya menyebabkan para petani yang lokasinya berada di kawasan-kawasan yang menjadi langganan kekeringan seperti Kecamatan Sekotong, Lembar dan Kuripan mengalami gagal panen.
Guna meminimalisir kerugian, para petani yang gagal panen tersebut sebagian besar sudah dibantu melalui asuransi. “Sekarang lagi diklaim asuransi usaha tani, itu ada sekitar 57-60 hektar,” terangnya.
Catatan pihaknya, luas lahan pertanian yang terdampak kekeringan mencapai sekitar 160 hektare. Di mana 57 hektare di antaranya saat ini sudah dalam proses klaim asuransi, dengan daerah yang paling banyak petaninya mengklaim asuransi ada di wilayah Kuripan.
Damayanti menilai, hal ini sekaligus menjadi pelajaran bagi petani di Lobar, terutama yang ada di wilayah yang memang menjadi langganan kekeringan dan kerap kali gagal panen. Agar mereka harus ikut asuransi usaha tani tersebut. Lantaran, sejauh ini, dia menyebut masih banyak petani yang belum ikut asuransi. “Kita terus imbau petani ikut asuransi, karena sangat bermanfaat,” pesannya.
Sehingga pihaknya makin menggencarkan sosialisasi melalui para penyuluh pertanian. Terlebih kata dia, iuran untuk asuransi tersebut hanya Rp36 ribu per musim tanam per hektare. “Tapi ketika terjadi gagal panen, kembali diganti semua biaya yang dikeluarkan petani,” imbuhnya.
Selain itu, Damayanti juga mengakui bahwa pihaknya tengah berupaya untuk menangani kondisi tersebut melalui pompanisasi. Namun pompanisasi lahan pertanian di beberapa wilayah di Lobar diakuinya terkendala sumber air. Karena parahnya dampak kemarau, sehingga air yang disedot pun sudah tidak ada. “Kita akan bangun sumur bor, begitu kering kita ambil air dari sana untuk airi sawah,” pungkasnya. (yud)