Mataram (Inside Lombok) – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram melakukan penelusuran terkait bantuan sosial digunakan untuk main judi online. Dari hasil penelusuran yang dilakukan, tidak ditemukan tindakan tersebut. Bantuan sosial yang diberikan pemerintah pusat kepada masyarakat disebut sudah sesuai aturan.
Kepala Dinsos Kota Mataram, Lalu Syamsul Adnan mengatakan penelusuran yang dilakukan petugas sebagai langkah antisipasi adanya bansos yang digunakan penerima bermain judi online. “Tidak ditemukan. Sepertinya mereka menggunakan sesuai peruntukannya. Eman-eman juga mau pakai uang itu sedikit mau pakai gitu juga kan,” katanya.
Penelusuran yang dilakukan melibatkan petugas yang ada di masing-masing kelurahan. Di mana, PKH yang ada di setiap wilayah juga sudah ada pendamping. “Semua PKH sudah ada pendamping PKH. Semua yang kita minta untuk menelusuri,” katanya.
Penelusuran tersebut sambung Samsul juga sekaligus dengan pembinaan dengan para penerima. “Pembinaan juga sekaligus yang dilakukan. Karena ada penerima bantuan sosial non tunai juga,” katanya.
Jumlah pendamping sosial masyarakat ini sebutnya yaitu sebanyak 75 orang. Selain itu untuk PKH yaitu sebanyak 50 hingga 60 orang. Puluhan pendamping ini dikerahkan untuk melakukan pembinaan di tingkat masyarakat khususnya para penerima. “Semua kita kerahkan,” katanya.
Samsul lanjutnya tidak mentoleransi adanya penyalahgunaan bantuan sosial yang selama ini disalurkan oleh pemerintah termasuk untuk main judi online. Penelusuran yang dilakukan juga bagian dari perhatian serius pemerintah terhadap maraknya judi online ini. “Ini bagian langkah antisipasi kita agar bansos yang disalurkan tidak disalahgunakan,” tegasnya.
Jika ada penerima yang terbukti menyalahgunakan bansos untuk judi online kata Samsul maka akan direkomendasikan dicoret dari penerima oleh pemerintah pusat. Untuk diketahui, jumlah penerima PKH di Kota Mataram yaitu sebanyak 22.081 orang penerima. Sedangkan untuk bantuan pangan non tunai (BPNT) 31.573 orang penerima. (azm)
