Mataram (Inside Lombok) – Pengerjaan Bendungan Meninting Lombok Barat diperpanjang. Awalnya proyek tersebut ditarget selesai sebelum akhir Juni dan sudah bisa diresmikan Agustus, namun karena pertimbangan kondisi cuaca saat ini maka pengerjaannya diperpanjang hingga awal Oktober 2024. Perpanjangan waktu ini agar kualitas bangunan bendungan terjaga.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek Bendungan Meninting Lombok Barat, Lalu M. Asgar mengatakan pelaksanaan bendungan meninting saat ini progres nya sampai 7 Juli 2024 itu sebesar 84,49 persen. Jika merujuk kontrak, maka pengerjaannya diakui seharusnya sudah berakhir pada 30 Juni 2024. Namun pada Juni pihaknya mendapatkan surat menteri PUPR terkait dengan penyampaian surat seksekam berisi dispensasi perpanjangan kontrak dari semester I ke semester II.
“Beberapa faktor yang menyebabkan kami juga mengalami perlambatan pekerjaan sampai saat ini, adalah pertama di akibatkan oleh kondisi material, curah hujan yang tinggi saat Juni, mengakibatkan kami tidak bisa dengan maksimal melakukan penimbunan,” ujar Asgar, Senin (15/7).
Lebih lanjut sehingga targetnya yang berakhir 30 Juni 2024 tidak bisa tercapai. Berdasarkan persetujuan dari tim TPE ata pemantau dan tim evaluasi TPSN yang memberikan izin untuk memperpanjang pelaksanaan konstruksi ini sampai semester II tahun 2024. “Jadi target kami kalau cuaca di bulan ini dan bulan berikutnya sampai Oktober itu cuacanya cerah, insyaallah sekitar akhir September dan awal Oktober sudah bisa bendungan meninting ini diresmikan,” ucapnya.
Perpanjangan waktu pengerjaan Bendungan Meninting, kendala yang dihadapi yakni karena curah hujan yang tinggi mengakibatkan material bahan timbunan tidak memenuhi spesifikasi. Sehingga kadar airnya tinggi, karena tipe tubuh bendungan ini merupakan tipe inti tegak dengan tipe redeem tanah.
“Untuk melaksanakan kegiatan penimbunan apabila sudah terjadi hujan membutuhkan waktu minimal 3 hari kita lakukan pengeringan material, baru kita bisa lakukan spreading atau penghamparan dan dipadatkan,” ungkapnya.
Maka dari lebih baik dimundurkan agar kualitas tetap terjaga. Sesuai dengan arahan menteri PUPR pada Mei 2024, yang mana sebaiknya pengerjaannya bisa lebih hati-hati, apalagi melihat kondisi cuaca belakangan ini. “Jadi kita diingatkan harus hati-hati, artinya betul betul kita jaga stabilitas material kita yang ada,” katanya.
Sementara terkait dengan pembengkakan biaya karena masa pengerjaannya diperpanjang, dibantahkan oleh Lalu M. Asgar. Karena tidak ada pembengkakan biaya tersebut. Bahkan tidak ada penambahan anggaran, bahkan pihaknya bekerja dengan sesuai anggaran DIPA dari bendungan meninting itu. Sejak mulai keluar 31 Desember tahun 2018 kontrak itu sampai saat ini tidak ada perubahan.
“Totalnya Rp 1,4 triliun, sampai saat ini belum ada tambahan. Intinya kami tidak ada nilai penambahan anggaran, yang bertambah itu hanyalah waktu, anggaran tetap sama,” tegasnya.
Nantinya jika sudah rampung, peresmiannya akan dilakukan oleh presiden Joko Widodo sebelum masa jabatannya berakhir. Disisi lain, untuk semua lahan di bendungan tidak ada masalah dengan total lahan 117 hektar, keseluruhan areal bendungan termasuk areal genangannya. Untuk tampungannya maksimal bendungan meninting 12 juta meter kubik dengan luas genangan 53,6 hektar.
“Jadi pemanfaatan air ini sebagaimana kami juga sampaikan adalah untuk irigasi, irigasi eksisting yang sudah ada di penimbung yang seluas 490 hektar dan selebihnya nanti akan disuplai untuk kebutuhan air di wilayah selatan,” demikian. (dpi)