Mataram (Inside Lombok) – Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Wilayah NTB jalin kerja sama dengan Koperasi Pinsar Petelur Nasional (KPPN) untuk menjual jagung kering pipil hasil produksi petani NTB. Mengingat potensi jagung NTB cukup banyak, bahkan sampai saat ini Bulog NTB masih melakukan penyerapan jagung petani.
Kerjasama yang terjalin antar keduanya disambut baik kedua belah pihak. Perjanjian kerjasama ini sudah lama dicanangkan oleh Bapanas (Badan Pangan Nasional) dan baru ini bisa terealisasi, antara Bulog dengan KPPN. Nantinya kerja sama ini akan berlanjut.
“Pada tahap pertama ini baru 1.300 ton dan kemungkinan berlanjut, mudah-mudahan kedepan PKS kembali, tahap dua dan tahap tiga,” ujar Pimpinan Wilayah Bulog NTB, Raden Guna Dharma, Selasa (23/7).
Saat ini Perum Bulog Kanwil NTB saat ini memiliki stok jagung 56.520 ton. Kondisi ini masih berpotensi bertambah mengingat serapan masih berlangsung. Jagung ini disimpan pada gudang yang dimiliki maupun melalui proses sewa. “Semoga kerjasama ini memberikan manfaat dan keberlanjutan. Apa yang kita lakukan malam ini tiada lain untuk mengantarkan kebaikan bagi kita semua,” terangnya.
Ditambahkan, Ketua Presidium Pinsar Petelur Indonesia, Yudi Yugiarso mengatakan jagung tidak bisa dipisahkan dengan industri peternakan. Hasil produksi peternakan tergantung dari besaran harga jagung di pasar.
Kondisi yang sama juga pernah dialami pada tahun 2022. Apalagi harga jagung yang seringkali melonjak tinggi. Kondisi yang sama juga terjadi di hampir seluruh wilayah di Indonesia.
“Hadirnya badan pangan nasional yang selalu mendukung, tidak hanya peternak tapi seluruh persoalan pangan lainnya. Makanya itu kami mengajak para peternak agar semangat dengan kerjasama ini karena menjadi gambaran perhatian pemerintah kepada peternak,” ungkapnya.
Diharapkan, kerjasama ini akan terus berkelanjutan untuk mendukung program pangan nasional melalui sektor peternakan. Apalagi ketersediaan jagung di NTB juga melimpah dengan dukungan teknologi penyimpanan bulog yang representatif.
Sementara itu Penjabat (PJ) Gubernur NTB yang diwakili Asisten II Setda NTB, Dr. H Fathul Gani mengatakan, pemerintah daerah memberikan apresiasi yang tinggi atas kerjasama ini. Menurutnya, potensi jagung NTB, sebesar 1,2 juta ton, sehingga diharapkan bulog memiliki peran penting dalam meningkatkan serapannya.
“Indeks ketahanan pangan NTB diatas 76 persen, tapi hati hati ini Kota Mataram yang masih bergantung dari pasokan daerah tetangga termasuk masalah jagung ini, jadi hubungannya harus baik-baik dengan tetangga,” katanya.
Deputi Direktur Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan, Badan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa mengatakan, kerjasama ini adalah langkah nyata daerah dalam menyelesaikan masalah jagung. Bapanas memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya bulog dalam membantu menyelesaikan masalah komoditas ini.
“Kedepan tinggal lapor ke kami bahwa kami sudah serap jagung sekarang, tidak perlu lagi ada perintah dulu dari bapanas,” ujarnya.
Selain itu, diminta para petani agar menjaga kualitas produksinya. Jangan sampai harga jagung murah justru kualitasnya juga jauh dari harapan. Dimana peternak tidak bisa berdiri sendiri dalam mendorong ketahanan pangan dari sektor peternakan tanpa dukungan petani jagung. Untuk itu penting kolaborasi yang kuat antara pengusaha peternakan dengan petani yang difasilitasi oleh Bulog. “Bukan hanya MoU saja, kalau 1.300 ton itu terlalu kecil, tapi harus ada keberlanjutan nantinya,” demikian. (dpi)