Mataram (Inside Lombok)- Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB beberapa bulan lalu melakukan uji coba penanam padi varietas baru di Lombok Tengah. Padi varietas gamagora 7 berhasil dikembangkan dan sudah dilakukan panen perdana pada 12 Agustus 2024. Bahkan mampu menekan biaya produksi petani dan hasil produksi meningkat.
Kepala Perwakilan BI NTB Berry Arifsyah Harahap mengatakan, padi varietas gamagora 7 ini merupakan varietas baru yang lebih adaptif terhadap iklim dengan tingkat produktivitas tinggi. Dimana penanam padi varietas baru ini adalah salah satu upaya bagaimana meningkatkan produksi disetiap musim tanam. Terlebih pada musim kemarau para petani NTB masih mampu menanam, sehingga gejolak harga beras ini bisa dikendalikan.
“Pada musim kemarau padi itu pada umumnya tidak bisa ditanam. Namun varietas ini mampu tanam di musim kemarau, ini yang kita harapkan bisa dilakukan di banyak tempat di NTB,” ujarnya, usai panen perdana varietas gama gora 7, Senin (12/8).
Selama menanam varietas baru ini tidak ada terkena siram air hujan, karena sudah memasuki musim kemarau. Dimana penanaman dilakukan pada Mei 2024 kemarin dan ini sudah panen. Masa tanamnya pun dibawah 90 persen, sedangkan jika menggunakan varietas lainnya sekitar 100 hari. Jadi ada selisih waktu 2 minggu antara kedua varietas ini.
“Kalau kita ada irigasi teknis dalam setahun 4 kali, kita harapkan meningkatkan produktivitas dan menjaga fluktuasi harga. Sehingga tidak hanya menekan inflasi, tapi kami melihat bahwa produktivitasnya tinggi dan kesejahteraan petani meningkat,” terangnya.
Apalagi menggunakan teknik-teknik semi organik sehingga mampu menekan biaya produksi petani. Baik dari biaya pupuk organik maupun non organik, karena sangat mempengaruhi pendapatan petani dengan adanya varietas baru ini.
“Kalau kita bilang keuntungannya semakin besar, ini yang kami harapkan petani menjadi lebih bergairah menanam padi di lahan ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Asisten II Setda Lombok Tengah, H Lendek Jayadi menyatakan hasil eksperimen yang luar biasa dari varietas baru ini dapat dilihat dari hasil panen perdana ini. Banyak keunggulannya, mulai dari biaya produksi yang mampu ditekan serta menggunakan pupuk organik.
“Ini memberikan trigger pada jumlah harga yang bisa dipastikan lebih rendah, karena bisa dipastikan biayanya lebih rendah. Uji coba ini juga akan kita kembangkan di seluruh kawasan Lombok Tengah, karena cocok di semua musim,” jelasnya.
Menurutnya, dengan adanya padi varietas baru dapat menjadi bahan baru bagi pemerintah kabupaten Lombok Tengah untuk merancang kebijakan baru. Tidak hanya Lombok Tengah, tetapi di seluruh NTB juga. “Kita lihat lahan yang menjadi contoh dengan tidak, tapi masa tanamnya sama. Justru lebih cepat yang varietas baru ini. Dari produksi tidak kalah dan kualiatas juga,” demikian. (dpi)