Mataram (Inside Lombok) – Kantor Wilayah Dirjen Perbendaharaan (DJPb) Provinsi NTB mencatat program pembiayaan Ultra Mikro (UMi) mencapai Rp46,8 miliar dengan jumlah debitur 8.043. Dengan jumlah tersebut penyaluran kredit UMi bisa membantu pertumbuhan ekonomi di NTB, terutama pada kondisi pandemi Covid-19.
Kepala Kanwil DJPb NTB, Ratih Hapsari Kusumawardani mengatakan untuk penyaluran kredit UMi sepanjang 2024 ini sudah bagus, begitu juga dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Meskipun sudah bagus penyalurannya, pemda juga mempunyai kewajiban untuk memasukkan calon debitur potensial ke kredit UMi.
“Nanti tetap ada skrining dari bank (calon debiturnya, Red), ini yang perlu ditingkatkan di pemda. Bukan rekomendasi yang masih kecil, tetapi input calon debitur potensial itu masih relatif rendah, harus ditingkatkan lagi oleh semua pemda,” ujarnya, Rabu (14/8).
Kredit UMi merupakan pembiayaan yang mudah dan cepat kepada usaha ultra mikro yang belum dapat mengakses pembiayaan dari perbankan yang disalurkan dengan prinsip pemberdayaan dan peningkatan. Pembiayaannya salurkan melalui LKBB kepada debitur perorangan/kelompok dan berhak memperoleh pembiayaan produktif, serta mengikuti program pendampingan dari penyalur.
“Sementara di NTB lembaga yang menyalurkan ada 3 lembaga, Pegadaian, PNM dan Koperasi Mitra Dhuafa (Komida). Bisa langsung 3 lembaga itu, kalau mau mengajukan,” terangnya.
Pembiayaan UMi disalurkan oleh BLU Pusat Investasi Pemerintah (PIP) melalui Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) yang memenuhi kriteria, yakni berpengalaman dalam pembiayaan UMKM minimal 2 tahun, kemudian sehat dan berkinerja baik. Selanjutnya terkoneksi dengan SIKP UMi.
“Peran kami di Ditjen Perbendaharaan hanya kami melakukan monitoring, evaluasi, dan juga pendataan terhadap pengaruh dari kredit UMi terhadap kenaikan ekonomi dari debitur UMi,” terangnya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa penyaluran kredit ini cukup membantu pertumbuhan ekonomi NTB. Jika melihat di beberapa daerah dengan adanya kredit UMi sangat terbantu, terlebih ketika covid-19. Banyak ibu rumah tangga yang tertolong dengan adanya kredit UMi. “Sementara disalurkan melalui 3 lembaga itu. Maksimal Rp20 juta per orang, dan suku bunganya tergantung masing-masing lembaga perbankan dan non perbankan,” jelasnya.
Saat ini pihak tengah menawarkan mawar emas untuk bisa ikut memberikan pembiayaan kepada masyarakat maupun UMKM. Namun diperlukan beberapa dokumen-dokumen yang harus dipenuhi. Pasalnya hanya 3 lembaga itu saja untuk memberikan pembiayaan ultra mikro (UMi). “Ini dana bergulir, jadi itu dari pemerintah disampaikan ke 3 lembaga, dari situ ke UMKM,” tandasnya. (dpi)