Lombok Timur (Inside Lombok) – Kondisi bangunan ruang kelas di SDN 1 Gereneng, Kecamatan Sakra, Lombok Timur (Lotim) sangat memprihatinkan. Beberapa siswa bahkan terpaksa menjalani proses belajar mengajar di dapur dan musala sekolah, lantaran ruang kelas yang rusak.
Kepala Sekolah (Kasek) SDN 1 Gereneng, Mahdi mengatakan hampir semua ruangan kelas di sekolah itu dalam kondisi rusak. Namun ada tiga uang kelas yang kondisinya paling parah, sehingga satu diantaranya dikosongkan dan melakukan proses pembelajaran ke ruangan lain untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan.
“Ada tiga kelas yang paling parah, tapi hanya satu kelas kita kosongkan dan memindah proses pembelajarannya,” terangnya, Kamis (15/08/2024). Bangunan sekolah rata-rata memiliki kerusakan pada bagian atap dan temboknya. Bahkan beberapa bagian kayu, plafon, dan genteng sudah ambruk di beberapa bagian ruangan serta ada juga yang dipasangkan tiang penyangga untuk mengantisipasi ambruknya secara tiba-tiba.
“Paling parah berada di ruang kelas VB, makanya kami pindahkan ke dapur untuk proses pembelajarannya karena sudah sangat tidak layak untuk digunakan. Ruang guru juga kita pindahkan ke perpustakaan karena itu juga sudah rusak,” jelasnya.
Usia sekolah menjadi salah satu faktor rusaknya bangunan tersebut, terlebih ditambah lagi dengan adanya bencana alam gempa bumi yang melanda Pulau Lombok tahun 2018 lalu yang membuat kondisinya semakin parah.
Pihak sekolah telah melaporkan kondisi ruangan tersebut ke berbagai pihak seperti Bupati Lotim, Dikbud, dan DPRD Lotim. Bahkan, dikatakan Mahdi Kadis Dikbud dan anggota DPRD Lotim juga sudah datang melakukan survei ke sekolah namun belum ada tanda tindakan renovasi.
Sementara itu, salah seorang Siswa Kelas VI, Latifa menuturkan bahwa ia bersama teman-temannya ketika musim hujan selalu membawa payung ke dalam ruang kelas, sebab ruangan yang bocor tak jarang membasahi meja dan buku mereka.
“Pernah sekali ketika ketika hujan kami tidak bawa payung, buku dan peralatan kami semuanya basah. Makanya kamu selalu bawa payung ke kelas ketika musim hujan,” ceritanya.
Bahkan ketika hujan disertai angin kencang melanda, tak jarang siswa belajar di teras sekolah lantaran takut bangunan sekolah tiba-tiba ambruk dihantam cuaca. Kondisi ini tentu membuat para siswa tidak nyaman dan proses pembelajaran menjadi tak maksimal. (den)