Lombok Barat (Inside Lombok) – Warga Dusun Taman, Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung kembali terendam banjir rob akibat gelombang tinggi yang terjadi di Pantai Induk Gerung sejak beberapa hari terakhir. Air laut dilaporkan mulai naik dan menggenangi rumah-rumah warga pada Senin (19/08) pagi kemarin, sekitar pukul 09.40 Wita.
Ketinggian banjir rob itu pun disebut sempat mencapai betis orang dewasa. “Sampai betis dan airnya sampai ke rabat jalan dekat rumah warga,” tutur Muhammad Izhar, salah seorang warga kepada Inside Lombok, Senin (19/08/2024).
Selain sekitar 5-10 rumah yang tergenang, air rob juga disebutnya sempat merendam kurang lebih lima unit kendaraan masyarakat yang terparkir. Bahkan, beberapa nelayan terpaksa batal melaut.
Menurut Izhar, biasanya banjir rob di wilayah itu terjadi 5-7 hari. “Tadi posisi ada sekitar tiga orang nelayan mau naikkan perahu pada saat sebelum gelombang tinggi,” imbuhnya.
Kawasan itu diakuinya memang menjadi langganan banjir rob setiap tahun, terutama pada saat musim gelombang tinggi. Terlebih abrasi yang kian parah juga menyebabkan kondisi kian mengkhawatirkan bagi masyarakat pesisir Pantai Induk. “Tiap tahun terjadi (banjir rob, Red) karena memang pantai Induk sekarang sudah terkena abrasi. Sehingga bibir pantai dengan rumah warga semakin dekat,” ungkapnya.
Bahkan ketika gelombang sedikit lebih tinggi dari biasanya pun, disebutnya pasti akan menyebabkan banjir rob hingga menggenangi rumah warga. Mereka pun berharap agar Pemerintah Daerah (Pemda) Lobar maupun pihak terkait lainnya bisa membantu membangun pemecah gelombang di pesisir Pantai Induk, sebagai upaya untuk dapat membantu mengurangi abrasi.
“Seharusnya dibuatkan pemecah gelombang agar dapat mengurangi gelombang tinggi air laut ke permukaan rumah warga sekitar,” harap Izhar. Sebelumnya di kawasan itu diakuinya pernah dibuatkan growing oleh pemerintah. Namun growing tersebut diakuinya tidak dapat bekerja maksimal untuk mengurangi abrasi yang terjadi di sana.
“Malah di beberapa titik, beton growingnya sudah hilang diterjang gelombang. Ini juga dikhawatirkan bisa membahayakan para nelayan. Karena growing beton yang dulu disusun entah di mana posisinya,” pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Lobar, Hartono Ahmad mengakui kawasan Pantai Induk Gerung memang kerap disambangi banjir rob setiap tahun. Bahkan dalam setahun, kawasan itu bisa dua kali diterjang banjir rob.
“Pada saat air (gelombang) pasang dan angin kencang biasanya terjadi rob. Ini terjadi dua kali setahun, dan pasti terjadi di tempat tersebut (pantai Induk, Red),” papar Hartono. Kendati, pihaknya memprediksi banjir rob hanya akan berlangsung dua atau tiga hari ke depan.
Pihaknya saat ini akan berkoordinasi dengan Dinas terkait seperti PU-TR dan PLN Jeranjang untuk membantu mengupayakan pembangunan pemecah gelombang. Lantaran di BPBD sendiri, saat ini diakuinya tak ada anggaran untuk hal tersebut. “Kita akan kontak Dinas terkait dan PLN Jeranjang. Karena (di BPBD) tidak ada (anggaran), mungkin di Dinas yang lain ada,” tutupnya. (yud)