23.5 C
Mataram
Minggu, 22 September 2024
BerandaLombok UtaraPendaftaran Paslon di Lombok Utara Bertemakan Adat Sasak

Pendaftaran Paslon di Lombok Utara Bertemakan Adat Sasak

Lombok Utara (Inside Lombok) – Tahapan pendaftaran pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati di Kabupaten Lombok Utara (KLU) yang dimulai pada Rabu (28/8) kemarin bernuansa adat dan budaya Sasak. Prosesinya pun sarat dengan kearifan lokal dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) KLU.

Pada momen itu KPU KLU tidak hanya bertugas sebagai penyelenggara, tetapi juga turut memeriahkan suasana dengan menampilkan adat Sorong Serah, sebuah tradisi khas Sasak yang melambangkan kebersamaan dan persatuan. “Jadi seluruh komisioner KPU menggunakan pakaian adat Sasak sebagai bentuk menjaga sekaligus menampilkan identitas budaya dalam menyambut para bapaslon yang mendaftar,” ujar Ketua KPU KLU, Nizamudin, Rabu (28/8).

Prosesi pendaftaran diawali oleh pasangan Najmul-Kus yang menjadi paslon pertama yang mendaftarkan diri. Sementara dua paslon lainnya yakni bapaslon Danny-Zaki dan Muksin-Junaidi Arif akan melakukan pendaftaran pada Kamis (29/8). “Kami sudah melakukan persiapan secara matang untuk memastikan kelancaran setiap tahapan pendaftaran,” terangnya.

Pada area pendaftaran, KPU menyediakan 120 kursi yang dikhususkan untuk para simpatisan dan partai pengusung, sebagai bentuk pelayanan yang terukur dalam menghadapi animo besar dari pendukung paslon. Meskipun jumlah simpatisan yang mengarak paslon menuju lokasi pendaftaran tidak dibatasi oleh KPU. “Tapi tetap kami ingatkan pentingnya menjaga ketertiban selama proses berlangsung. Demi menjaga keamanan dan kelancaran acara, kami telah berkoordinasi dengan Polres Lombok Utara,” terangnya.

- Advertisement -

Lebih lanjut, bagi simpatisan yang tidak bisa masuk ke area pendaftaran, pihaknya menyediakan videotron untuk memastikan mereka tetap dapat menyaksikan proses pendaftaran secara langsung.

“Diharapkan penyelenggaraan pendaftaran dengan balutan adat dan persiapan matang ini dapat menjadi contoh bagaimana proses demokrasi dapat berjalan dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan ketertiban,” imbuhnya. (dpi)

- Advertisement -


Berita Populer