Lombok Barat (Inside Lombok) – Ingin terus berkontribusi dalam upaya mempermudah akses jaringan komunikasi bagi masyarakat. Terutama kawasan 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) khususnya wilayah penyangga KEK Mandalika. PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk ingin memberi perhatian serius, termasuk untuk wilayah selatan Lombok Barat, yang masih memiliki titik blank spot.
VP Corporate Communication Telkom, Andri Herawan Sasoko menyebut, khusus untuk Mandalika pihaknya sudah ada penggelaran infrastruktur mulai dari sejak awal sirkuit dibangun. Untuk mendukung perhelatan balapan kelas dunia itu, pihaknya berupaya memberikan layanan internet secara prima. Karena itu menyangkut nama baik bangsa dan negara.
Lebih lanjut soal pelayanan internet di daerah wisata yang berada di wilayah 3T, pihaknya juga akan terus memenuhi itu dengan seiring waktu. Terlebih hal ini dibutuhkan daerah untuk mendukung kelancaran komunikasi, hingga promosi pariwisata.
“Untuk mendukung investasi, kami upayakan melalui Telkomsel, untuk bisa memenuhi layanan di 3T. Kalau pun itu belum bisa 100 persen, ya kita perlu waktu,” ujar Andri, saat ditemui di Gerung, Rabu (02/10/2024).
Karena dalam menjalankan layanannya, Telkom telah didukung oleh infrastruktur yang memadai mulai dari Sabang sampai Merauke, bahkan mancanegara. “Selama ini kita bangun sendiri kabel optik kita, baik di laut dan darat. Mencapai sekitar 176 ribu kilometer, sudah sebanyak itu,” bebernya.
Sebagai salah satu perusahaan plat merah, menurutnya secara infrastruktur Telkom bisa dikatakan nomor satu. Karena selain bisnis, Telkom juga sebagai perpanjangan tangan pemerintah. Sehingga telah banyak berinvestasi ke daerah 3T. “Itu juga arahan dari pemerintah, supaya Telkom ikut investasi di wilayah 3T,” sambungnya.
Untuk layanan daerah 3T itu diakuinya bisa melalui beberapa cara, jika misalnya investasi cukup mahal, maka akan dilakukan melalui satelit. “Jadi komitmen Telkom ke daerah 3T itu tidak perlu diragukan, kita terus menggelar itu,” tegasnya.
Namun, Andri juga menyebut bahwa kaitan dengan layanan, tentu pihaknya juga mempertimbangkan sisi bisnis ketika akan berinvestasi di suatu daerah. Namun karena mereka termasuk dalam BUMN, maka lebih mengedepankan upaya untuk mensukseskan program pemerintah. Berbeda dengan badan usaha milik swasta.
Untuk diketahui, Telkom merupakan satu-satunya BUMN yang bergerak di bidang telekomunikasi. Yang saat ini telah bertransformasi menjadi digital telco atau perusahaan telekomunikasi digital. Terlebih di era digital ini, Telkom pun mengimbangi proses perkembangannya dengan berbagai transformasi.
“Yang awalnya IndiHome pengelolaannya di Telkom, sekarang pindah ke Telkomsel. Karena satu grup, tujuannya supaya masing-masing fokus,” terang dia.
Di mana perbedaannya jika Telkom fokusnya lebih kepada Business to Business (B to B). Sedangkan Telkomsel, Business to Consumer (B to C). Itu disebutnya sejalan dengan program menteri BUMN, Erick Thohir. Sehingga dalam bisnis B to B, Telkom berupaya mengakselerasi digitalisasi bisnis. Dengan tiga pilar, yakni government, enterprise dan UMKM.
Bahkan Telkom kini sudah memiliki banyak UMKM binaan di seluruh Indonesia, termasuk Lombok. Pihaknya memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pemahaman pemasaran digital kepada para pelaku UMKM. (yud)