30.5 C
Mataram
Minggu, 6 Oktober 2024
BerandaBerita UtamaSekolah Rusak Parah Sejak Gempa 2018, Mimpi Belajar Anak Sembalun Terganggu

Sekolah Rusak Parah Sejak Gempa 2018, Mimpi Belajar Anak Sembalun Terganggu

Lombok Timur (Inside Lombok) – Enam tahun pasca gempa yang mengguncang Pulau Lombok di 2018, ratusan siswa di SDN 2 Sembalun Bumbung masih menghadapi kenyataan pahit. Bangunan sekolah mereka yang rusak parah hingga kini belum direnovasi, memaksa mereka belajar dalam kondisi yang memprihatinkan.

Setiap hari, anak-anak ini harus berdesakan di ruang kelas darurat yang dibuat dari bahan seadanya. Kepala Sekolah SDN 2 Sembalun Bumbung, Sahlun mengungkapkan kesedihan dan keputusasaan para siswa. Sebab sekolah yang ditempati untuk proses belajar mengajar sangat tidak layak dan cenderung membahayakan.

“Anak-anak sering bertanya, ‘Kenapa sekolah kita rusak terus?’ Mereka merasa sedih dan putus asa,” ujarnya, Jumat (04/10). Tidak hanya mengganggu kenyamanan belajar, kondisi ini juga mengancam keselamatan siswa. Lantai sering becek saat hujan, atap bocor, dan dinding mulai lapuk. “Mereka melihat teman-teman di sekolah lain belajar di gedung yang bagus, sedangkan mereka harus belajar di tempat seperti ini,” tambahnya.

Upaya perbaikan telah berkali-kali dilakukan, namun hasilnya belum memadai. Pemerintah daerah dan pusat seolah abai terhadap kondisi ini, meski pihak sekolah telah mengajukan permohonan berkali-kali. “Kami sudah berulang kali mengajukan permohonan, tapi belum ada jawaban yang pasti,” ujar Sahlun.

- Advertisement -

Meski demikian, secercah harapan mulai muncul. Berdasarkan informasi yang diperoleh, perbaikan SDN 2 Sembalun Bumbung direncanakan akan dimulai tahun depan melalui kerja sama Happy Hearts Indonesia dengan mitra dari Australia. Uniknya, sekolah ini akan dibangun menggunakan bahan daur ulang sampah plastik, sebagai langkah ramah lingkungan.

Rumelan, Kanit UPTD Kecamatan Sembalun membenarkan bahwa kondisi sekolah saat ini sangat memprihatinkan dan telah berupaya maksimal untuk mengusulkan perbaikan. “Kami berharap pihak terkait segera menindaklanjuti usulan kami agar siswa-siswa di Sembalun dapat belajar di lingkungan yang layak,” katanya.

Ia juga membenarkan bahwa kondisi sekolah saat ini sangat memprihatinkan dan telah berupaya maksimal untuk mengusulkan perbaikan. Konsep bangunan sekolah berbahan daur ulang ini sebelumnya telah diterapkan di SDN 1 Gunung Malang dan SDN 3 Seruni Mumbul. Selain sebagai solusi cepat, langkah ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.

Meski ada inisiatif dari pihak swasta, tantangan tetap ada. Proses perbaikan memerlukan waktu dan koordinasi antara berbagai pihak, serta memastikan kualitas bangunan baru memenuhi standar keamanan dan kenyamanan bagi siswa.

Kisah SDN 2 Sembalun Bumbung ini menjadi pengingat pentingnya akses pendidikan yang layak bagi setiap anak. Semoga perbaikan yang direncanakan dapat mewujudkan mimpi anak-anak Sembalun untuk meraih pendidikan yang lebih baik. (den)

- Advertisement -

Berita Populer