Lombok Barat (Inside Lombok) – Senggigi Sunset Jazz (SSJ) di tahun keenamnya terselenggara di Lombok Barat (Lobar) diakui telah menjadi ikon event musik jazz yang banyak ditunggu-tunggu masyarakat. Tidak hanya itu, royalti dari penyelenggaraan acara itu pun diklaim bisa membawa dampak positif bagi Lobar.
Penjabat (Pj) Bupati Lobar, Iham menyebut royalti untuk Lobar dari event SSJ berupa pajak 10 persen dari penjualan per tiket. Catatan panitia, dalam event SSJ kali ini terjual sekitar 15 ribu tiket. “Ini kan setiap tiket yang dibeli oleh penonton, 10 persennya masuk ke PAD Lobar,” terang Ilham saat ditemui di event SSJ akhir pekan kemarin.
Disebutkan, event ini cukup menghasilkan untuk Lobar, sehingga pemda terus mendorong event ini bisa berjalan dengan baik. Dan terus terselenggara pada tahun-tahun berikutnya. “Jadi ini sudah yang keenam kali (SSJ terselenggara). Sponsor berani masuk karena mereka sudah percaya, bahwa ini menjadi kalender event, yang akan secara berkesinambungan akan terus berjalan. Tanpa ada kekhawatiran untuk terputus di setiap tahun,” bebernya.
Pihaknya pun optimis, dengan banyaknya event semacam SSJ atau festival kuliner yang akan digelar di Lobar, akan bisa membangkitkan kembali gairah pariwisata di Senggigi. “Kita bisa melihat keadaan di beberapa bulan terakhir. Sekarang ini, Senggigi sudah ramai seperti semula,” ungkapnya.
Kendati penyelenggaran SSJ tahun ini sudah tidak masuk dalam Kalender Event Nusantara (KEN), namun pelaksanaanya masih bisa dilaksanakan secara mandiri. Ilham juga menyebut penyelenggaraannya murni dilakukan oleh pihak event organizer (EO), sehingga tidak menggunakan anggaran daerah.
Pemda Lobar pun diakui Ilham hanya membantu mengkoordinasikan kegiatan tersebut dengan pihak-pihak terkait lainnya. “Tidak ada secara khusus anggaran daerah yang kita keluarkan (untuk penyelenggaraan SSJ). Karena ini murni dari EO,” tandasnya. (yud)