Mataram (Inside Lombok) – Persoalan air bersih di Gili Trawangan maupun Gili Meno hingga kini tak kunjung selesai. Kondisi ini dikhawatirkan akan mengancam bagi pariwisata di Kabupaten Lombok Utara (KLU), mengingat kawasan Tiga Gili (Trawangan, Meno, Air) adalah salah satu destinasi utama di sana.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, Ni Ketut Wolini mengatakan catatan pihaknya saat ini wisatawan yang datang ke Tiga Gili per harinya bisa mencapai 3 ribu orang dari berbagai daerah dan negara. Jika distribusi air bersih dihentikan, maka dampaknya cukup besar bagi pariwisata di KLU.
Menurutnya, persoalan ini harusnya sudah ada solusi atau jalan dari Pemda KLU, agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan untuk sektor pariwisata. “Gili itu kan pulau kecil, masa tidak bisa diatasi? Dicarikan jalan keluar. Masa harus mentok seperti ini,” ujarnya, Selasa (8/10).
Sebagaimana diketahui, Tiga Gili masuk sebagai penyumbang PAD yang cukup besar bagi Pemda KLU, mengingat banyaknya wisatawan lalu lalang di kawasan wisata itu. Bahkan pariwisata di Tiga Gili menjadi andalan sebagai penggerak ekonomi masyarakat, selain dari sektor lainnya yang adad.
“Kenapa justru seperti itu tidak bisa dicarikan solusi? Kami dari PHRI juga terus berusaha bagaimana yang terbaik. Koordinasi dengan teman teman hotel dan restoran, kan anggota kami banyak disitu,” terangnya. Menurutnya, dengan menghentikan operasional pengusaha disana bukanlah menjadi solusi. Pasalnya jika operasional terhenti, maka akan berpengaruh terhadap nama baik pariwisata.
Lebih jauh, Wolini menilai apa yang terjadi di Tiga Gili saat ini bukan hanya bisa berdampak bagi KLU saja, melainkan NTB dan Indonesia secara umum, lantaran destinasi itu sudah mendunia. “Karena gili ini sudah mendunia, tidak nasioanal lagi yang mengetahui. Kenapa tidak dicarikan solusi yang terbaik. Masa harus mentok seperti itu solusinya, itu kan tidak solusi namanya,” tegasnya.
PHRI NTB pun disebutnya terus menyuarakan kondisi para pengusaha di Tiga Gili. “Masalah pariwisata ini besar sekali. Sedikit saja kita masalah, itu akan mempengaruhi angka kunjungan nanti,” ungkapnya
Disinggung soal infrastruktur pendukung di kawasan Tiga Gili apakah sudah mencukupi atau belum, Wolini tegas berkata belum. Pasalnya, sejak lama pihaknya meminta diadakan rumah sakit bertaraf internasional hingga kini tak kunjung ada. “Kemudian masalah sampah, sudah menggunung juga belum ada,” katanya.
Sebagai informasi, saat ini perusahaan yang menyalurkan air bersih untuk Gili Trawangan yakni PT TCN telah dicabut izinnya oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sehingga warga terancam tidak mendapatkan distribusi air. Sedangkan untuk Gili Meno masih dilakukan distribusi oleh Pemda KLU melalui darat, meskipun belum mampu mencukupi kebutuhan air masyarakat.
Rencananya pengeboran di Gili Meno akan dilakukan oleh PT TCN. Namun hingga kini masih menunggu perizinan keluar. Mengingat PT TCN menggandeng PDAM dalam pengurusan izin untuk pengeboran air di Gili Meno. (dpi)