Lombok Timur (Inside Lombok) – Mayat seorang anak laki-laki ditemukan di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) tambak udang milik UD. Sinta King Viktory, Dusun Pekendangan, Desa Belanting, Kecamatan Sambelia, pada Rabu (9/10) sekitar pukul 13.30 WITA. Korban diketahui bernama Muhammad Rendi, 11 tahun, seorang pelajar MI Pekendangan, warga setempat.
Kasi Humas Polres Lombok Timur, IPTU Nikolas Osman menerangkan kronologi kejadian bermula saat korban bersama tiga temannya, Reski, Medi, dan Hafis, pergi memancing di Pantai Pekendangan setelah pulang sekolah.
Setelah memancing, mereka beralih ke area tambak untuk mencari udang. Muhammad Rendi turun ke lokasi IPAL terlebih dahulu meskipun sempat diperingatkan oleh temannya, Medi, untuk tidak turun karena banyak limbah. “Rendi tetap turun, sementara teman-temannya mencari udang di area lain yang lebih aman,” ucapnya, Kamis (10/10/2024).
Sekitar pukul 13.30 WITA, Medi memanggil Rendi namun tidak mendapat jawaban. Ketika Medi menoleh, ia melihat Rendi dalam posisi telungkup di air. Teman-teman Rendi mencoba menariknya ke pinggir, namun tidak berhasil. Medi kemudian berlari mencari bantuan kepada Arbai Usup, warga setempat yang berada di sekitar lokasi.
Arbai dan teman-teman Rendi segera mengangkat korban dari air dan membawanya ke Puskesmas Belanting untuk mendapatkan pertolongan medis. Sesampainya di puskesmas, pihak medis melakukan upaya resusitasi jantung dan pemberian oksigen, namun korban sudah dipastikan meninggal dunia sebelum tiba di puskesmas, diperkirakan sudah lebih dari satu jam.
Keluarga korban tidak keberatan dengan kejadian tersebut dan memutuskan untuk tidak melakukan visum. Mereka berencana memakamkan korban pada Kamis (10/10) di pemakaman umum Desa Belanting setelah sholat Zuhur.
Pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), mendokumentasikan lokasi, dan meminta keterangan dari para saksi. Hingga saat ini, penyebab pasti meninggalnya korban masih dalam penyelidikan lebih lanjut. Hasil pemeriksaan luar dari tim medis menunjukkan bahwa tidak ditemukan luka atau tanda-tanda kekerasan di tubuh korban, namun tubuh korban penuh lumpur dan kondisinya sudah lemas saat ditemukan. Pihak berwenang terus berkoordinasi dengan keluarga dan instansi terkait untuk memastikan penyelesaian kasus ini. (den)