Lombok Barat (Inside Lombok) – Kebakaran di TPA regional Kebon Kongok, Desa Suka Makmur, Gerung yang terjadi pada Senin (28/10) dini hari. Warga lingkar TPA pun was-was dan khawatir, hingga kepulan asap dari ribuan ton sampah yang terbakar itu memaksa sebagian warga mengungsi karena ketakutan.
“Was-was kita, tidak tenang,” ungkap Habib, salah seorang warga Dusun Bongor, Senin (28/10/2024). Lantaran tinggal di rumah yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari TPA, dia mengaku melihat dengan jelas kobaran api malam itu.
Dijelaskan Habib, api yang datang dari arah timur terus menjalar ke gunungan sampah ke arah barat, sehingga kepulan asap yang begitu pekat menyelimuti dusun tempat tinggalnya. Habib dan warga lain merasa khawatir, lantaran asap hitam itu juga memasuki rumah-rumah mereka. “Tidak bisa tidur semalaman, capek kita batuk. Saya bawa keluarga saya pergi mengungsi ke tempat aman,” tuturnya.
Warga lingkar TPA disebutnya baru menyadari adanya kobaran api sejak dini hari, sekitar pukul 01.00 Wita. Para petugas pemadam kebakaran yang datang berjibaku memadamkan api tersebut hingga pukul 05.00 Wita. Bahkan, alat eskavator juga diterjunkan untuk menimbun sampah agar memudahkan pemadaman api. “Sampai tadi (Senin, Red) pagi masih di bolak-balik sampahnya,” bebernya.
Kini rasa was-was menghantui dirinya dan warga lain yang tempat tinggalnya begitu dekat dengan area perluasan TPA itu. Kata dia, mereka semakin dekat dengan gunungan sampah itu sejak 2 tahun terakhir, ketika TPA regional Kebon Kongok mulai diperluas.
Awalnya jarak kediamannya dengan TPA cukup jauh. Namun, dirinya mempertanyakan kepastian pembebasan lahan sesuai janji pemerintah daerah. “Katanya mau dibebasin lahan kita untuk perluasan TPA. Karena kita juga terlalu terdampak dengan sampah ini. Dari dulu katanya (mau dibebaskan),” tanya dia mencari kepastian.
Hal senada juga diungkapkan Maliki, yang juga menagih janji pemerintah yang akan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin bagi warga yang terdampak TPA itu. Ditambah lagi janji akan ada bantuan yang akan diberikan, namun Maliki mengatakan bahwa itu tak kunjung terealisasi. “Dia diam-diam aja pemerintah ini,” tukas Maliki.
Sementara itu, Kepala UPT TPA Regional Kebon Kongok, Radius Ramli mengaku baru mengetahui kejadian kebakaran itu sekitar pukul 04.00 Wita dan langsung menuju lokasi. Dari informasi yang diterimanya, kebakaran itu terjadi sekitar pukul 01.15 Wita, saat itu api pertama kali dilihat oleh security yang bertugas.
Proses pemadaman pun diakuinya berlangsung cukup lama. Bahkan pihaknya meminta bantuan BPDB Provinsi untuk suplai air. Selain itu, water canon milik Polres Lobar juga diterjunkan membantu mempercepat pemadaman. “Bantuan dari pihak-pihak ini kita bisa memadamkan api. Api terkendali sekitar pukul 08.00 Wita pagi,” imbuhnya.
Sejauh ini pihaknya belum mengetahui luas wilayah TPA yang terbakar. Namun, kata dia, kebakaran itu terjadi hanya di bagian sisi timur yang saat ini merupakan area perluasan TPA. Begitu juga dengan penyebab pasti kebakaran, yang saat ini masih belum bisa dipastikan pihaknya. Namun pihaknya akan memeriksa cctv yang ada di area TPA untuk mengetahui penyebabnya.
“Susah juga kita memperkirakan penyebabnya karena kejadiannya di malam hari. Kalau dibilang faktor alam, tapi kondisinya malam hari dingin dan juga kita rajin menutupi landfill. Karena di siang hari saja tidak kejadian itu (kebakaran),” herannya.
Proses penimbunan landfill sampah terus dilakukan pihaknya. Demi memastikan tidak ada titik api yang berpotensi bisa menyala kembali. Dampak dari kebakaran ini pun membuat TPA Regional Kebon Kongok terpaksa ditutup sementara. “Mudah-mudahan bisa hari ini kita pastikan api padam. Tapi kalau tidak, mungkin hari Rabu sudah bisa kita isi (buka pengoprasiannya),” pungkas Radius. (yud)