Mataram (Inside Lombok) – Sebanyak lima desa di dua kabupaten di NTB, yaitu Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Utara menjadi lokasi pelaksanaan program siap siaga. Program kemitraan antara Australia dan Indonesia yang bertujuan untuk memperkuat ketangguhan bencana di Indonesia dan Kawasan Indo-Pasifik ini untuk memperkuat ketangguhan bencana di Indonesia.
Adapun lima desa yang menjadi lokasi pelaksanaan program Siap Siaga ini di Kabupaten Lombok Utara ada tiga desa seperti Pemenang, Dangiang, Medana. Sedangkan di Kabupaten Lombok Tengah yaitu Desa Kopang Rembiga dan Desa Rambitan.
Ketua MDMC PP Muhammadiyah, Budi Setiawan menerangkan kegiatan ini berusaha menunjukkan bahwa kesiapsiagaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat yang berkomitmen untuk melindungi diri dan sesama.
Dijelaskan, kerja sama dengan Australia sudah dilakukan sejak dulu pada saat tsunami di Aceh. Selain tsunami sejumlah bencana alam lainnya juga banyak terjadi di Indonesia melihat hal ini, peningkatan kesiapsiagaan bencana di tengah masyarakat sangat penting untuk dilakukan. “Akan lebih efektif apabila dilakukan kesiapsiagaan masyarakat,” katanya.
Tidak saja masyarakat, peningkatan kesiapsiagaan ini menyasar semua elemen termasuk rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada korban bencana. “Kita melakukan peningkatan di Bima. Sehingga ketika terjadi banjir di Bima cepat bisa bangkit kembali,” ungkapnya.
Sebagai langkah kerja kolaborasi dan partisipasi berbagai pihak dalam kegiatan pengurangan risiko bencana di desa, program Karang Tangguh menyelenggarakan Learning Event.
Program Manager Karang Tangguh, Priyo A. Sancoyo mengatakan melalui kegiatan learning event ini sebagai wadah untuk mendiseminasikan praktik baik program ketangguhan desa, masyarakat NTB diharapkan semakin siap menghadapi potensi bencana.
Menurutnya, masyarakat yang tangguh adalah kunci dalam upaya kita untuk meminimalkan dampak bencana. “Kami sangat berterima kasih atas dukungan semua pihak, termasuk pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan masyarakat NTB yang antusias mengikuti setiap kegiatan,” katanya.
Adapun praktik baik dalam program Karang Tangguh yang telah dilaksanakan meliputi pelatihan identifikasi risiko bencana, rangkaian gladi bencana, pemberdayaan sumber daya lokal, pembentukan tim/relawan siaga bencana, dan diseminasi edukasi. (azm)