Lombok Timur (Inside Lombok) – Romi Humadri, pemuda Desa Selagik, Kecamatan Terara, Lombok Timur (Lotim) tampil apik bersama dengan Timnas Indonesia dalam ajang AFF Futsal Championship 2024. Di bawah asuhan pelatih Hector Souto asal Spanyol, Romi bersama timnas berhasil menjuarai kembali piala bergengsi Asia Tenggara itu setelah 14 tahun lamanya.
Romi mencatatkan total 3 gol dalam ajang AFF, di mana 1 gol dicetak dalam laga melawan Myanmar dan 2 gol saat melawan Australia di babak fase grup. Catatan apik pemain bernomor punggung 14 tersebut menjadi sorotan, bahkan dalam laga melawan Australia ia berhasil menjadi Man Of The Match (MOTM) atau pemain terbaik.
Dalam wawancara eksklusif bersama Inside Lombok, Romi mengatakan bahwa ia sangat bersyukur dan sangat bangga dengan kebahagiaan yang tiada tara dapat berkontribusi membawa Timnas Futsal Indonesia menjuarai AFF setelah 14 tahun lamanya dinantikan oleh masyarakat dan pecinta futsal tanah air.
“Alhamdulillah saya sangat bangga dan bahagia tentunya bisa berkontribusi dan membawa Timnas Futsal Indonesia juara AFF setelah 14 tahun penantian. Ini momen yang sangat luar biasa di hidup saya, momen bersejarah di hidup saya, dan ini tidak pernah terpikirkan di pikiran saya,” ucap Romi Humadri, Senin (11/11/2024).
Romi beberapa kali menjadi sorotan karena dalam setiap momen selebrasinya selalu emosional, bahkan ia selalu mendedikasikan setiap golnya untuk orang tua khususnya sang ibundanya. Terlebih waktu berhasil menjuarai AFF, Romi berpose dengan foto ibundanya yang ia pamerkan melalui ponsel miliknya. “Iya, saya setiap main, setiap cetak gol, dan setiap dapat juara saya selalu dedikasikan buat beliau (orang tua, Red),” katanya.
Berada di Timnas Futsal Indonesia tentunya bukan hal yang mudah karena bersaing dengan jutaan orang yang ingin menjadi bagian dalam mengharumkan nama bangsa. Namun Romi membuktikan hal itu dengan kerja keras dan semangatnya yang tak pernah usai sehingga ia berhasil masuk dalam skuad utama bersama dengan nama-nama terbaik lainnya.
Perjalanan Romi tentunya bukan hal yang mudah dalam meniti karir di Timnas Indonesia. Ia pertama kali terjun ke futsal profesional setelah mampu membawa NTB meraih perunggu dalam PON Papua, kemudian ia dilirik oleh klub profesional liga Indonesia untuk masuk ke dalam bagiannya.
Tak tanggung-tanggung, usai PON Papua ia mendapatkan tawaran dari 3 klub papan atas liga futsal Indonesia dan memilih Vamos Mataram menjadi pelabuhan awalnya di futsal profesional. Setahun bersama Vamos Mataram, Romi kemudian mendapat panggilan untuk ikut seleksi nasional (seleknas) namun kemudian dicoret.
Tahun kedua ia dipanggil lagi untuk seleknas dan masuk dalam skuad Timnas Futsal Indonesia dalam ajang kualifikasi piala dunia ke Arab Saudi. Namun lagi-lagi Romi menemui jalan buntu, di mana saat berada di Arab Saudi Namanya kembali dicoret dari timnas lantaran hanya 14 orang yang masuk dalam line up. “Waktu itu di Arab Saudi timnas bawa 15 pemain dan yang masuk line up cuma 14 orang dan akhirnya saya yang dicoret,” terangnya.
Kegagalan demi kegagalan ia lalui untuk membela Timnas Futsal Indonesia, namun hal itu tak membuatnya patah semangat untuk terus tampil yang terbaik agar mampu menembus kedalaman skuad merah putih. Akhirnya mimpi yang dinantikan Romi berada di depan mata lagi, pada tahun ketiganya di liga profesional, ia kembali dipanggil untuk seleksi dalam persiapan AFF Championship 2024 di Thailand dan mampu menembus skuad utama serta dipercaya mengenakan jersey merah putih.
“Singkat cerita setelah 2 kali dicoret dari seleknas sebelumnya, akhirnya alhamdulillah saya bisa masuk squad 14 pemain yang dibawa oleh coach Soutu ke Thailand, dan alhamdulillah bisa membawa timnas juara AFF ke-2 setelah 14 tahun penantian,” pungkasnya. (den)