Lombok Barat (Inside Lombok) – Menjadi festival rutin masyarakat Desa Gili Gede Indah, Sekotong, dalam perayaan tahun ini Gili Gede Begawe bahkan mampu menarik perhatian para tamu parlemen dari beberapa negara yang sebelumnya datang menghadiri Justice and Democracy Forum di Jakarta. Mereka bahkan terlihat begitu takjub menyaksikan atraksi gendang beleq yang mengiringi mereka bahkan saat di atas perahu.
Tidak hanya itu, atraksi perahu layar juga turut meramaikan perairan Gili Gede pada Rabu (20/11) siang, dengan warna-warni layar perahu para nelayan seolah menghidupkan semangat dan kehangatan para warga yang menonton. Bahkan, para ibu dan anak-anak yang menonton dari tepi pantai berteriak histeris menyemangati kerabat mereka yang sedang mengikuti lomba perahu layar tersebut.
Jika sebelumnya Festival Gili Gede ini berhasil menampilkan konser reggae di tengah laut, yang kemudian dikelilingi oleh perahu layar, tahun ini justru atraksi gendang beleq juga mampu ditampilkan di tengah laut menggunakan perahu. Tidak hanya warga setempat, para tamu negara yang hadir juga terlihat begitu terpukau menyaksikan beragam pertunjukan dengan kearifan lokal tersebut.
Para penonton pun begitu antusias mencoba bermain peresean dan ditonton oleh masyarakat setempat. Kepala Desa Gili Gede Indah, Awaludin mengatakan event rakyat itu sebagai bagian dari langkah untuk mempromosikan destinasi wisata Gili Gede, termasuk Sekotong secara lebih luas. “Event ini kita harapkan bisa terus berjalan dan digelar kembali tahun ke tahun,” ujarnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Gili Gede, Abubakar Abdullah menjelaskan bahwa event tahunan Gili Gede itu selain menjadi hiburan rakyat juga sebagai langkah untuk mempromosikan beragam potensi pariwisata yang tersimpan di Gili Gede, hingga Sekotong secara umum. “Karena berbicara konteks pariwisata, itu berbicara konteks universal. Siapapun yang data ke tempat kita dalam konteks berwisata, harus kita sambut dengan seni budaya dan kekayaan alam,” papar Wakil Ketua II DPRD Lobar tersebut.
Terkait dengan atraksi gendang beleq di tengah laut, Abu mengatakan pihaknya ingin menciptakan keunikan dari event tahunan tersebut. Agar setiap tahunnya selalu ada tontonan dan kesan yang berbeda.
Mengingat kawasan itu merupakan wilayah perairan, maka beragam atraksi yang biasanya dilakukan di darat menurutnya bisa juga diselenggarakan di tengah laut. Ini berhasil dibuktikan dengan gendang beleq yang mampu dipertontonkan di tengah laut. Bahkan bisa dibilang ini menjadi suatu hal baru yang digelar di Lombok. “Karena itulah namanya pariwisata, pariwisata itu harus berbicara tampilan yang berbeda,” terangnya.
Abu mengaku bersyukur, karena selain mampu membuat takjub para tamu negara, Festival Gili Gede Begawe juga mampu menjadi hiburan yang mengukir kebahagiaan bagi masyarakat setempat. Kendati sempat hujan, masyarakat berbondong-bondong datang untuk menyaksikan hiburan rakyat tersebut. Mulai dari gendang beleq, hingga peresean yang digelar di halaman Thamarind Resort itu.
Bahkan, para wisatawan mancanegara yang kebetulan sedang liburan dan menginap di beberapa hotel di Gili Gede pun terlihat menonton hingga acara selesai. “Mudah-mudahan ikhtiar kita dalam mempromosikan daerah kita, bisa membuat Gili Gede dan daerah kita lebih berkembang,” harapnya. (yud)