25.5 C
Mataram
Jumat, 13 Desember 2024
BerandaLombok TengahProyek Rp7 Miliar di Loteng Terancam Mangkrak, Dewan Turun Sidak

Proyek Rp7 Miliar di Loteng Terancam Mangkrak, Dewan Turun Sidak

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Rombongan Komisi III DPRD Lombok Tengah (Loteng) melakukan inspeksi mendadak (sidak) proyek jembatan rangka baja yang menghubungkan Desa Kidang, Kecamatan Praya Timur dan Desa Bangket Parak, Kecamatan Pujut. Dewan ingin melihat langsung dan mengetahui lebih detail pengerjaan dan rusaknya proyek yang menelan anggaran Rp7 miliar lebih tersebut.

Ketua Rombongan Komisi III, Ki Agus Azhar menerangkan dari hasil sidak pihaknya menemukan adanya indikasi pengerjaan diduga tidak sesuai spek. Selain itu, proyek jembatan tersebut sebenarnya sudah selesai tahap pengerjaan pada 9 Desember lalu. “Namun karena belum tuntas sehingga diperpanjang 21 hari hingga akhir Desember mendatang,” katanya.

Agus menegaskan, bahwa turun langsung mengecek lansung dan menemukan bahwa pembangunan jembatan belum jadi dan sudah ada kerusakan yang disebabkan karena pengaruh cuaca ekstrim beberapa hari sehingga mengakibatkan luapan air.

“Proyek jembatan ini sebenarnya deadline kontrak hingga 9 Desember dan ini sudah lebih dari masa kontrak. Tapi dari keterangan dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) ada addendum sehingga diperpanjang 21 hari kedepan sehingga pengerjaan akhir pada 31 Desember,” imbuhnya.

- Advertisement -

Dikatakan, kerusakan penopang jembatan tersebut karena pengerjaan tidak sesuai dengan spek. Bahkan pihaknya bersyukur jembatan tersebut rusak, karena hal ini mengungkap dugaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan dokumen. “Sekarang dengan kerusakan ini kita harapkan pihak pelaksana bekerja sesuai dengan dokumen perencanaan yang sudah ada,” tambahnya.

Ditegaskan, ini juga karena truk crane yang digunakan untuk mengangkat baja hanya satu unit. Namun pihak pelaksana menjanjikan ada penambahan truk crane. “Kami meminta kepada pihak pelaksana memanfaatkan waktu yang 21 hari perpanjangan ini untuk menyelesaikan proyek ini. Tapi harus dikerjakan sesuai dengan perencanaan,” tandasnya.

Di tambahkan, Suhaidi, pihaknya menduga bahwa pengerjaan jembatan ini dikerjakan asal-asalan. Bahkan dia mengungkapkan bahwa proyek ini sudah berkontrak sejak bulan Mei 2024. “Mustahil jembatan ini jadi sesuai spek kalau mengejar sampai dengan waktu yang sudah cukup mepet ini,” katanya.

Lebih lanjut Suaidi juga membeberkan, sepanjang kontrak yang telah ditandatangani oleh pihak dinas dengan kontraktor ia merasa heran selama beberapa bulan baru mendapat progres yang sangat sedikit. “Kalau dikerjakan dari dulu kan bisa cepat selesai. Jangan kemudian karena bencana ini menjadi alasan mereka untuk tidak menyelesaikan pekerjaan ini, apalagi ini kontraknya sudah berakhir,” tandasnya. (fhr)

- Advertisement -

Berita Populer