Mataram (Inside Lombok) – Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Mataram memastikan angka stunting bisa mengalami penurunan hingga akhir tahun ini. Terlebih Pemkot Mataram menargetkan angka stunting hingga akhir 2024 bisa mencapai 5 persen.
Kepala Dikes Kota Mataram, dr. Emirald Isfihan mengatakan saat ini belum bisa menyebutkan secara pasti jumlah angka stunting. Karena data terakhir kasus stunting di Kota Mataram yaitu sebesar 7,6 persen dan dari jumlah ini dipastikan ada penurunan hingga akhir tahun.
“Mudah-mudahan bisa 5 persen sampai akhir tahun. Kita masih di 7,6 persen,” katanya Senin (16/12) siang. Penurunan angka stunting ini katanya harus divalidasi kembali. Artinya, nanti akan dilihat kembali datanya atau angka stunting hingga akhir tahun ini. “Kita tuntaskan pelayanan posyandu. Karena ada perhitungan-perhitungannya itu. Kunjungan posyandu dan lain-lainnya kita lihat disana,” tegasnya.
Data terakhir angka stunting ditargetkan akan dirilis diatas tanggal 20 Desember ini, mengingat input data pelayanan posyandu ditutup di atas tanggal 25 Desember. Upaya pencegahan stunting masih tetap berjalan seperti biasanya. Misalnya pemberian makanan tambahan (PMT) baik dana yang bersumber dari pemerintah pusat maupun dari yang lain.
“Inputannya kita lihat dari realisasi. Pendampingan dan turun ke posyandu termasuk pemeriksaan kepada ibu hamil upaya untuk pencegahan dan penanganan kasus stunting,” katanya.
Selain itu, upaya lain yang sedang diupayakan dalam penanganan stunting yaitu Program orang tua asuh. Dalam program ini nantinya memberikan perhatian terhadap penanganan stunting. Perhatian tersebut dalam bentuk peningkatan gizi batita secara sukarela.
Program orang tua asuh ini katanya akan direalisasikan pada daerah atau kelurahan yang memiliki kasus stunting paling tinggi. Baru-baru ini, intervensi yang dilakukan melalui program orang tua asuh tersebut yaitu Kelurahan Jempong. “Ini adalah implementasi dari program kita yaitu orang tua asuh. Ini kita berlanjut dengan Bank NTB syariah melalui Baznas kita lakukan intervensi kepada 50 anak,” katanya.
Intervensi yang dilakukan yaitu dengan pemberian bantuan makanan tambahan kepada puluhan batita tersebut. Intervensi tersebut akan dilakukan selama tiga bulan untuk melihat perkembanganya. “Ini adalah institusi pemerintah, swasta dan perorangan yang mendonasi melalui Dinas Kesehatan karena kita mempunyai program orang tua asuh,” terangnya. (azm)