Mataram (Inside Lombok) – Jumlah korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan penyandang disabilitas inisial IWAS alias Agus yang melapor ke Komisi Disabilitas Daerah (KDD) NTB terus bertambah. Dengan kasus ini, KDD akan mengupayakan hak-hak penyandang disabilitas seperti Agus bisa terpenuhi jika nantinya benar dinyatakan bersalah dan menjalani hukuman.
Ketua KDD NTB, Joko Jumadi mengatakan saat ini sedikitnya ada 17 orang yang mengaku sebagai korban. Dari jumlah tersebut, sembilan diantaranya sudah membuat laporan kepolisian. “Mau tidak mau, atau suka tidak suka KDD juga harus mempersiapkan memastikan hak-hak Agus terpenuhi kalau seandainya Agus ini harus masuk tahanan lembaga pemasyarakatan,” katanya.
Sebelumnya KDD mengusulkan agar Agus menjadi tahanan rumah. Usulan ini karena pihak kepolisian dalam hal ini Polda NTB belum memiliki tahanan yang memadai untuk penyandang disabilitas. “Kalau ruangan oke, tapi kalau pendamping dan dia tidak bisa melakukan aktivitas sendiri seperti buka baju, BAK dan BAB ini menjadi persoalan,” katanya.
Jika nanti harus ditahan di lembaga pemasyarakatan (lapas) di Kuripan Lombok Barat maka hak-haknya sebagai penyandang disabilitas harus tetap terpenuhi. KDD NTB sudah berkoordinasi dengan lapas Kuripan untuk memastikan kesiapannya. “Lapas Lombok Barat siap. Sudah ada bangsal khusus disabilitas dan lansia. Disabilitas dan lansia sudah ada bangsal khusus di Lapas Lombok Barat,” katanya.
Sementara untuk tenaga pendamping, kata Joko, kemungkinan akan diperlukan. Lapas Kuripan Lombok Barat sudah menyiapkan tenaga pendamping untuk tahanan. “Ini masih kami cek ke lapangan tidak hanya lewat telpon tapi kami juga akan datang ke Lapas Kuripan untuk mempersiapkan seperti apa sih kesiapan Lapas Lombok Barat jika Agus harus masuk kesana,” katanya.
Untuk toilet misalnya kata Joko bisa saja disiapkan dan tidak terlalu susah karena Agus hanya tidak memiliki tangan. Hanya saja hambatannya yaitu ketika ada aktivitas yang harus menggunakan tangan dan tidak bisa menggunakan kaki. “Ini yang menjadi PR kita. Kalau fasilitas sarana dan prasarana saya pikir sudah siap hanya tenaga pendamping,” katanya. (azm)