27.5 C
Mataram
Rabu, 25 Desember 2024
BerandaDaerahNTBRibuan Warga NTB Kena DBD, Paling Banyak di Lombok Barat

Ribuan Warga NTB Kena DBD, Paling Banyak di Lombok Barat

Mataram (Inside Lombok) – Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di NTB hingga November lalu mencapai 3.848 kasus. Dari jumlah ini sebanyak tujuh pasien meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Lalu Hamzi Fikri mengatakan dari ribuan kasus DBD yang terjadi di NTB kasus tertinggi terjadi di Lombok Barat sebanyak 913 kasus. Kemudian Lombok Utara dengan 583 kasus, Sumbawa Barat dengan 544 kasus dan Mataram 530 kasus. “Ada tujuh kematian yaitu tiga di Kota Mataram, dua di Lombok Barat serta di Sumbawa barat dan Kota Bima masing-masing terjadi satu kematian akibat DBD,” katanya, Minggu (22/12) malam.

Ia mengatakan, Dinas Kesehatan Provinsi NTB sudah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh kabupaten dan kota untuk mengantisipasi peningkatan kasus dan potensi kejadian luar biasa. Selain itu, Puskesmas melakukan larvasida di seluruh rumah yang disurvei dan di lingkungan sekitarnya.

“Puskesmas juga melakukan sosialisasi ke masyarakat melalui kegiatan-kegiatan seperti posyandu, pertemuan di kantor desa dan sekolah-sekolah terkait dengan pencegahan DBD agar meningkatkan pemahaman masyarakat tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),” katanya.

- Advertisement -

Diterangkan dr. Fikri dengan pola hujan yang terjadi saat ini ada potensi peningkatan kasus DBD di tengah masyarakat dan potensi KLB. “Kita dorong untuk terus dilakukan pencegahan kasus DBD. Agar pemahaman kita tentang DBD terutama aspek. Kita tidak ingin terjadi peningkatan apalagi KLB,” katanya.

Rekomendasi yang diberikan Dinkes NTB dalam penanganan kasus DBD yakni dengan meningkatkan deteksi dini kasus di Fasilitas Kesehatan seperti di puskesmas, klinik, dan rumah sakit. Deteksi dini dengan memanfaatkan RDT NS1 yang sudah didistribusikan ke seluruh kabupaten dan kota.

“Melaksanakan surveilans ketat sampai peningkatan kasus berakhir salah satunya dengan melakukan surveilans vektor hingga mendapatkan nilai angka bebas jentik (ABJ) 100 persen selama minimal 3 minggu berturut-turut setelah ditemukan kasus,” ungkapnya.

Selain itu sambung dr. Fikri upaya pengendalian vektor dengan PSN 3M plus harus lebih digiatkan bersama dengan seluruh masyarakat. Tetap melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan PSN tersebut dengan indikator ABJ >95 persen.

Ia menambahkan, daerah rawan kasus DBD ini merata di seluruh daerah di NTB. Apalagi pada musim hujan yang terjadi hampir di seluruh daerah di NTB. “Tren kasus ini. potensi itu bisa terjadi di seluruh daerah dengan curah hujan seperti ini,” katanya.

Melihat tren kasus saat ini disebut masih dalam kategori sedang jika dibandingkan dengan tahun lalu. Meski demikian kewaspadaan harus tetap ditingkatkan meskipun dalam posisi sedang. “Dulu sempat terjadi peningkatan. Kalau sekarang lebih turun kasusnya,” kata mantan Dirut RSUD Provinsi NTB ini.

Pencegahan DBD yang paling utama adalah dengan menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan konsep 3M Plus yakni menguras dan menyikat bak penampungan air. Menutup tempat penampungan air, memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas, menggunakan obat nyamuk, penaburan larvasida, pemasangan kawat, dan gotong royong menjaga dan membersihkan lingkungan. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer