Mataram (Inside Lombok) – Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Nusa Tenggara berhasil mencapai realisasi penerimaan pajak yang melampaui target pada tahun 2024. Dari target penerimaan pajak yang ditetapkan sebesar Rp7,98 triliun untuk wilayah NTB dan NTT, DJP berhasil merealisasikan sebesar Rp8,03 triliun atau 100,63 persen. Seluruh wilayah kerja di provinsi NTB dan NTT juga telah melampaui capaian 100 persen.
Kepala Kanwi DJP Nusa Tenggara, Samingun mengatakan, capaian realisasi pajak sepanjang 2024 ini cukup bagus, meskipun ada tantangan di tengah pemulihan ekonomi. Di antara lima unit kerja wilayah NTB, KPP Pratama Praya mengalami pertumbuhan yang signifikan, yaitu 28,63 persen dengan capaian 101,02 persen. Selain itu, KPP Pratama Mataram Barat juga mengalami pertumbuhan sebesar 19,95 persen dengan capaian 100,81 persen.
“Untuk wilayah NTB sendiri memiliki target Rp4,67 triliun, tercatat realisasi penerimaan pajaknya mencapai Rp4,7 triliun atau 100,73 persen,” ujarnya, Jumat (10/1).
Melihat realisasi pajak yang tumbuh positif di semua sektor yang ada. Dimana yang paling mencolok dari hasil penerimaan pajak di tahun 2024 adalah pertumbuhan yang sangat signifikan di beberapa sektor.
“Yang luar biasa adalah sektor jasa keuangan yang tumbuh 24,18 persen, tenaga kerja 25,41 persen, serta sektor perdagangan yang tumbuh sebesar 18 persen. Selain itu, sektor konstruksi, transportasi, dan pertambangan juga tumbuh positif,” terangnya.
Sektor perdagangan yang mengalami pertumbuhan sebesar 18 persen menunjukkan bahwa daya beli masyarakat di Nusa Tenggara semakin membaik. Selain itu, sektor administrasi pemerintah juga mencatatkan pertumbuhan 9,7 persen. Sedangkan sektor pertambangan dan konstruksi mencatatkan angka pertumbuhan masing-masing sebesar 9,76 persen dan 13 persen.
Selain itu, Samingun menyoroti pencapaian per jenis pajak, dimana Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tumbuh 12,07 persen, hal ini menandakan adanya peningkatan konsumsi baik dari masyarakat maupun pemerintah. Sementara itu, Pajak Penghasilan (PPh) 21 yang berhubungan dengan tenaga kerja mengalami lonjakan pertumbuhan signifikan sebesar 30,69 persen. “Ini menunjukkan bahwa serapan tenaga kerja semakin baik, mungkin karena adanya bonus atau tunjangan,” ucapnya.
Pajak Penghasilan (PPh) Badan juga mengalami kenaikan yang menggembirakan, yakni tumbuh 25,67 persen, yang mencerminkan kinerja yang baik dari perusahaan-perusahaan yang ada di NTB. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian NTB cukup solid dan perusahaan-perusahaan di sini mampu beradaptasi dengan baik terhadap berbagai dinamika ekonomi. “Dengan pencapaian yang luar biasa ini, kami optimistis bahwa perekonomian Nusa Tenggara, khususnya NTB, akan terus menunjukkan tren positif,” ungkapnya.
Lebih lanjut, secara keseluruhan data perpajakan menunjukkan bahwa perekonomian Nusa Tenggara sangat bagus, dan ini tentunya memberikan dampak yang positif bagi pembangunan daerah. Sementara itu, untuk target penerimaan pajak untuk tahun 2025 masih menunggu pembahasan lebih lanjut, namun dengan tren pertumbuhan yang positif ini, pihaknya optimis akan mampu mencapai target yang ditetapkan. “Pencapaian yang membanggakan ini tentunya menjadi indikasi kuat bahwa perekonomian Nusa Tenggara, termasuk NTB, terus mengalami pemulihan dan perkembangan yang pesat, dengan sektor-sektor utama yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,” demikian. (dpi)