Lombok Barat (Inside Lombok) – Dinas Kesehatan (Dikes) Lombok Barat (Lobar) mencatat adanya kenaikan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di awal 2025 ini. Tren DBD di Lobar saat ini justru banyak menjangkit anak-anak dan Sekotong menjadi kecamatan dengan kasus tertinggi.
Kadis Dikes Lobar, Arief Suryawirawan saat dikonfirmasi mengakui ada peningkatan kasus DBD di Januari tahun ini. Pada minggu pertama saja, ada 27 kasus DBD baru, kemudian di minggu kedua angkanya meningkat menjadi 40, dan di minggu ketiga ada 39 kasus.
“Jadi saat ini saya minta semua Puskesmas menggencarkan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan 3M, selama seminggu ini. Hampir di semua Desa, mungkin ada 100 Dusun lebih,” terangnya.
Para kepala bidang di Dikes Lobar pun diminta untuk membentuk tim, guna memantau masing-masing puskesmas di wilayahnya. “Paling banyak kena (terjangkit, Red) Kecamatan Sekotong, Kuripan, Kediri, Gerung,” bebernya.
Kendati saat ini Lobar diakui Arief belum masuk kejadian luar biasa (KLB) DBD, namun pihaknya tengah berupaya untuk menekan angka kasus. Setidaknya jangan sampai bertambah. “Kita lihat minggu depan, semoga kasusnya turun,” harap Arief.
Dari pantauan pihaknya selama turun melakukan PSN. Trend peningkatan kasus ini diperkirakan terjadi karena musim hujan dan banyak genangan. Terlebih beberapa kawasan di Lombok Barat, seperti Sekotong kerap kali diterjang banjir. Sehingga perkembangbiakan nyamuk semakin banyak. Selain itu, nyamuk DBD ini juga disebut aktif saat pagi hingga sore hari.
“Kita masuk ke sekolah-sekolah juga kan, untuk memantau. Karena nyamuk ini (DBD, Red) senangnya gigit di jam-jam sekolah,” paparnya. Sehingga sekolah maupun pondok pesantren diharapkan bisa menggencarkan gotong royong. Untuk bisa menjaga kebersihan lingkungan pendidikan mereka. (yud)